ECONOMICS

Implementasi B30 Pertamina Hemat Devisa Rp122 T dan Kurangi 28 Juta Ton Emisi

Iqbal Dwi Purnama 16/05/2023 08:25 WIB

Pertamina menyatakan, implementasi B30 telah memberikan sejumlah dampak positif, terutama berhasil menghemat devisa negara hingga mengurangi emisi karbon.

Implementasi B30 Pertamina Hemat Devisa Rp122 T dan Kurangi 28 Juta Ton Emisi. (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Pertamina (Persero) menyatakan, implementasi B30 telah memberikan sejumlah dampak positif. Hal ini terutama berhasil menghemat devisa negara hingga mengurangi emisi karbon.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, pemerintah berhasil menghemat devisa negara sebesar Rp122 triliun untuk pengadaan bahan bakar bagi masyarakat pada 2022. Angka tersebut didapat dari kenaikan porsi campuran CPO terhadap solar yang semula 25% menjadi saat ini 30% atau B30.

"Pertamina menjalankan program mandatori yaitu B30, artinya 30% solar diganti dengan bahan bakar nabati yang berbasis CPO. Kita dianugerahi banyak sekali CPO. Itu potensial untuk dimanfaatkan," ujar Nicke dalam sesi interview bersama MNC Portal Indonesia, Senin (15/5/2023) malam.

Lebi lanjut, kata Nicke, dengan porsi campuran CPO yang lebih banyak dalam pembuatan solar sebesar 30%, juga memberikan dampak positif terhadap upaya penurunan emisi karbon yang saat ini tengah digencarkan oleh pemerintah.

Bahkan lewat pengaplikasian B30, dia menerangkan, setidaknya 28 juta ton karbon bisa ditekan. Hal itu terjadi karena B30 lebih efisien dari segi pembakaran di mesin kendaraan dan memiliki emisi gas buang yang cenderung lebih bersih dari energi fosil.

"Dengan mengganti 30% solar dengan CPO, maka ada devisa negara yang dihemat sebesar Rp122 triliun di tahun 2022, dan bisa menurunkan karbon emisi 28 juta ton, jadi kita menyediakan BBM yang bisa lebih diterima oleh lingkungan," sambungnya.

Di samping itu, menurutnya, Indonesia memiliki lahan sawit yang cukup luas dan memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar. Sebab hingga saat ini, pemerintah juga masih melakukan importasi yang cukup besar terhadap produk BBM.

Dia menjelaskan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah yang bisa dijadikan sebagai sumber energi bersih, sehingga ekonomi hijau memiliki prospek yang menjanjikan bagi bisnis perseroan di masa depan.

Contohnya, Indonesia memiliki potensi EBT hingga 430 Giga Watt EBT, dari geothermal, angin, air, matahari, dan lainnya. Potensi Natural Based Solution kedua terbesar di dunia, dengan adanya coverage mangrove dan hutan. Serta, pengembangan CCS/CCUS di sektor migas yang memiliki potensi besar hingga 400 Giga Ton.

(YNA)

SHARE