ECONOMICS

Impor Jadi Biang Kerok, RI Bakal Akuisisi Perusahaan Lithium Luar Negeri

Suparjo Ramalan 19/09/2022 14:45 WIB

Pengambilalihan saham tersebut untuk memenuhi 20 persen bahan baku produksi baterai untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.

Impor Jadi Biang Kerok, RI Bakal Akuisisi Perusahaan Lithium Luar Negeri (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) berencana mengakuisisi perusahaan tambang lithium luar negeri.

Pengambilalihan saham tersebut untuk memenuhi 20 persen bahan baku produksi baterai untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia. 

Direktur Hubungan Kelembagaan Holding BUMN Pertambangan atau MIND ID, Dany Amrul Ichdan mencatat 20 persen bahan baku untuk pembuatan baterai masih diimpor dari sejumlah negara. Karena mengambil alih saham perusahaan tambang lithium di luar negeri menjadi salah satu opsi. 

"Apakah kita akan melakukan aksi korporasi untuk mengambil tambang lithium di luar negeri? Ataukah seperti apa ini, IBC sedang menyusun roadmap, paling tidak ketergantungan impor bisa kita kurangi," ungkap Dany saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Senin (19/9/2022). 

Selain nikel, bahan baku yang digunakan untuk produksi baterai adalah lithium hydroxide. Kebutuhan bahan baku ini mencapai 70.000 ton per tahun. Hanya saja, lithium hydroxide masih di impor dari China, Chile, dan Australia 

Selain itu, ada grafit dengan kebutuhan mencapai 44.000 ton per tahun. Hanya saja masih diimpor dari dari China, Brazil, dan Mozambik. 

"Ketiga ada mangan, sulfat, dan cobalt, itu besarnya masing-masing 12.000 ton per tahun kebutuhan kita, dan ini semua masih impor. Jadi 20 persen selain nikel itu kita semua masih impor," kata Dany. 

Sementara 80 persen bahan baku berupa nikel disediakan oleh PT Antam Tbk, Dany memastikan Antam mampu menyediakan nikel dalam jumlah yang besar untuk produksi baterai. 

(DES)

SHARE