Impor Migas Meningkat, Neraca Perdagangan Diperdiksi Menyusut di USD3,8 Miliar
Neraca perdaganan pada Oktober 2021 diperkirakan tetap surplus namun nilainya menyusut menjadi USD3,87 miliar dari sebelumnya USD4,37 miliar.
IDXChannel - Neraca perdaganan pada Oktober 2021 diperkirakan tetap surplus namun nilainya menyusut menjadi USD3,87 miliar dari sebelumnya USD4,37 miliar.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penurunan surplus neraca dagang, cenderung disebabkan oleh peningkatan nilai impor secara bulanan, yang diperkirakan bertumbuh 2,3 persen (month on month/mom), atau setara dengan 53,98 persen (year on year/yoy) secara tahunan. Pertumbuhan impor pada bulan Oktober, berkaitan dengan kenaikan impor migas, sejalan dengan kenaikan harga minyak global sebesar 12,74 persen mom.
"Kenaikan harga minyak juga diikuti oleh kenaikan mobilitas masyarakat Indonesia, sehingga mendorong kenaikan volume permintaan minyak," kata Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (15/11/2021).
Sementara itu, dari kenaikan sisi impor non-migas didukung oleh kenaikan PMI Manufacturing Indonesia, dari sebelumnya sebesar 52,2 menjadi 57,2 di bulan Oktober. Kenaikan aktivitas manufaktur, yang tergambar dari PMI Manufacturing tersebut menjadi indikasi kenaikan permintaan bahan baku, terutama bahan baku impor.
"Di sisi lain, kami proyeksikan bahwa ekspor pada bulan Oktober akan terkontraksi tipis di level 0,6 persenmom atau setara dengan pertumbuhan tahunan sebesar 42,59 persen yoy," katanya.
Kontraksi nilai ekspor secara bulanan diperkirakan akibat penurunan volume permintaan dari Tiongkok. Secara bulanan, volume impor batu bara ke Tiongkok turun 18,2 persenmom.
Penurunan volume diperkirakan juga terjadi di banyak negara seiring dengan kenaikan harga batu bara yang mencapai 27,58 persenmom. Penurunan ekspor diikuti oleh kenaikan impor menjadi pendorong penurunan surplus neraca dagang di bulan Oktober. (RAMA)