INACA Beberkan Sejumlah Tantangan Industri Penerbangan saat Ini
Indonesia adalah pasar terbesar dengan pertumbuhan tertinggi dalam industri penerbangan di ASEAN.
IDXChannel - Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja menjabarkan beberapa tantangan yang saat ini menyelimuti industri penerbangan seperti meningkatnya total operating cost yang harus ditanggung maskapai penerbangan.
Selain itu, tantangan dari nilai tukar mata uang rupiah, penyelarasan kebijakan pemerintah lintas kementerian, perencanaan jangka panjang kebandarudaraaan berbasis pertumbuhan ekonomi dan penataan penentuan daerah khusus, dan lain sebagainya.
"Indonesia adalah pasar terbesar dengan pertumbuhan tertinggi dalam industri penerbangan di ASEAN. Pasar ini diperkirakan akan menjadi pasar terbesar keenam di dunia untuk transportasi udara pada tahun 2034, dengan 390 juta penumpang secara domestik dan internasional," kata Denon saat acara Indonesia Aero Summit (IAS) 2024 di Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Menurut White Paper INACA, diperkirakan secara optimis bahwa 2024 jumlah penumpang pesawat yang diangkut akan meningkat menjadi 123,6 juta untuk penumpang domestik dan internasional, melampaui angka pra-pandemi 2019 sebesar 116,6 juta penumpang dan mendekati tahun 2018 yang sebesar 138,3 juta penumpang.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan bersama asosiasi maskapai INACA membuka acara Indonesia Aero Summit (IAS) 2024 di Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Capt. Sigit Hani Hadiyanto mengatakan penyelenggaraan IAS 2024 akan menjadi momentum bagi para pelaku usaha yang bergerak di bidang penerbangan membahas sederet masalah dan tantangan bagi industri aviasi khususnya di tanah air.
"Jadi disini kami melihat pendekatan dan komprehensif dari INACA untuk bisa mengajak stakeholders semua terlibat dalam satu event dimana itu akan mendukung upaya nasional untuk kita bisa terus meningkatkan sektor transportasi udara," ujar Sigit.
Lebih lanjut, Sigit menuturkan saat ini industri penerbangan khususnya di Indonesia baru pulih sekitar 70-80 persen jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi covid 19. Lambatnya pemulihan di sektor penerbangan itu juga disebabkan oleh berbagai sentimen baik dari dalam maupun luar negeri.
"Kami harapkan event ini bisa menghasilkan pemikiran-pemikiran yang positif untuk kemudian menjadi masukkan bagi kami di pemerintah. Sehingga apa yang menjadi concern dari pelaku industri itu bisa menjadi masukan kepada pemerintah juga untuk menyusun langkah strategic," tuturnya.
(SAN)