ECONOMICS

Incar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Sebut RI Perlu Tambahan PDB USD400-500 Miliar 

Yanto Kusdiantono 04/10/2024 11:11 WIB

Kadin menyebut, Indonesia memerlukan tambahan PDB USD400-USD500 miliar untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Kadin menyebut, Indonesia memerlukan tambahan PDB USD400-USD500 miliar untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi 8 persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebutkan, Indonesia perlu penambahan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD400-500 miliar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen seperti yang ditargetkan pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.  

Hal itu tertuang dalam White Paper Usulan Strategi/Arah Pembangunan Bidang Ekonomi Tahun 2024-2029 sebagai dukungan kepada pemerintah mendatang dalam mewujudkan target pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. 

Dalam dokumen usulan tersebut, juga disampaikan tujuh strategi untuk mencapai pertumbuhan 8 persen yakni, harus adanya infrastruktur yang terintegrasi dan mudah diakses; perlunya membangun ketahanan kesehatan dan transformasi pelayanan kesehatan dan harus mampu mewujudkan ketahanan energi. Selain itu, Kadin merekomendasikan adanya akselerasi pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM); memperkuat basis manufaktur melalui re-industrialisasi; membangun pusat pengembangan bisnis hijau; dan membangun ekosistem ketahanan pangan. 

“Dalam hal re-industrialisasi salah satu yang dilakukan adalah hilirisasi mineral, dan sumber daya alam lainnya, itu harus diperdalam industrinya. Jangan hanya mengolahnya di smelter, tapi harus ada peningkatan nilai tambah,” kata Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kadin Indonesia, Bambang Brodjonegoro saat diskusi media di Jakarta, Kamis (3/10/2024). 

Bambang yang juga Spokesperson White Paper Usulan Strategi/Arah Pembangunan Bidang Ekonomi Tahun 2024-2029 menambahkan, khusus untuk akselerasi pertumbuhan UMKM, dia mendorong agar usaha kecil di Indonesia bisa masuk menjadi rantai pasok industri nasional dan global. Sehingga, apa yang dihasilkan oleh UMKM lebih berdampak pada perekonomian masyarakat. 

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengungkapkan, di samping tujuh strategi yang disampaikan dalam white paper tersebut, Kadin menyoroti pentingnya kesamaan visi antara pemerintah daerah dan pusat agar tujuan pembangunan bisa tercapai. Tak hanya di sektor eksekutif, visi pembangunan juga perlu diseragamkan di kalangan legislatif serta antarkementerian. 

“Kadin berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8 persen. Untuk itu, semua stakeholder harus bersama-sama memperkuat kolaborasi antara pelaku usaha dan pemerintah,” ujar Arsjad. 

Dia menambahkan, salah satu yang telah dilakukan Kadin Indonesia dalam memperkuat kapabilitas stakeholder adalah memberikan bimbingan teknis kepada para anggota legislatif daerah (DPRD) bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri.  

Pada kesempatan yang sama, Bambang Brodjonegoro juga mengungkapkan bahwa di masa mendatang Indonesia bisa menjadi katalis pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Hal ini karena adanya dukungan dari sektor tenaga kerja di mana Indonesia merupakan penyuplai tenaga kerja terbanyak keempat di dunia. 

Selain itu, Indonesia juga memiliki 'sumber daya hijau' yang sangat besar seperti cadangan nikel terbanyak di dunia, potensi panas bumi, dan memiliki potensi nature-based solution terbesar yang melimpah.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE