Indef Catat 24,2 Persen Pelaku UMKM Akses Digital Tambah Serapan Tenaga Kerja
Indef mencatat sebanyak 24,2 persen pelaku UMKM menambah jumlah tenaga kerja setelah menggunakan akses digital.
IDXChannel - Riset dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat sebanyak 24,2 persen pelaku UMKM menambah jumlah tenaga kerja setelah menggunakan akses digital. Dari 24 persen itu, sebesar 71,43 persen penjual menambah tenaga kerjanya sebanyak dua orang.
“Secara keseluruhan, pengaruh digitalisasi untuk pelaku UMKM yang beralih dari usaha offline ke bisnis online memiliki pengaruh yang positif. Pengaruh positif ini ditandai oleh semakin bertambahnya jumlah tenaga kerja dan jumlah omzet rata-rata tahunan,” ujar Peneliti Indef, Izzudin Farras, Kamis (22/8/2024).
Dia mengatakan ekonomi digital terus tumbuh dan diandalkan pelaku UMKM untuk berdagang. Indef mencatat ekonomi digital, terutama platform e-Commerce telah membuka ruang sebesar bagi pelaku UMKM.
Dengan platform digital, ada yang memulai menjadi wirausaha baru hingga mengembangkan usahanya agar tumbuh lebih besar lagi.
Terkait kenaikan omzet, lanjut dia, sebanyak 88,37 persen responden atau pelaku usaha mengalami perubahan signifikan. Tak heran, ada proyeksi bahwa ekonomi digital Indonesia terus meningkat hingga USD109 miliar pada 2025, seperti dipublikasikan eConomy SEA 2023.
Jika dikerucutkan lagi, sebanyak 66,28 persen di antaranya mengalami kenaikan omzet rata-rata tahunan hingga 50 persen setelah menggunakan platform online untuk usahanya.
Hasil riset Indef menemukan 50 persen dari total responden yang merupakan pelaku UMKM, memilih platform Shopee sebagai media utama untuk berjualan online dalam satu tahun terakhir.
Menurutnya, Shopee sebagai aplikasi digital banyak digunakan UMKM. Pasalnya, menggunakan e-commerce lebih praktis dan membantu mereka mendapatkan exposure dan jangkauan pasar yang lebih luas. Hal ini memungkinkan proses pertumbuhan bisnis berjalan lebih cepat.
Namun yang menjadi catatan Indef bagi seluruh pemain e-commerce, meskipun terjadi pertumbuhan, keterampilan digital tetap menjadi tantangan bagi para pelaku UMKM.
“Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM untuk menghadapi persaingan bisnis adalah dengan mengikuti program edukasi atau pelatihan UMKM yang diadakan oleh berbagai platform e-commerce,” tutur dia.
Keterampilan digital tak semata-mata menjadi ‘PR’ pemerintah saja. Pemain e-commerce pun turut terlibat aktif membantu pelaku UMKM mengoptimalkan penggunaan platform digital.
Pemerintah pun dalam berbagai kesempatan menggandeng pemain e-commerce memberi pelatihan. Ada sederet program pelatihan yang diinisiasi perusahaan e-commerce salah satunya Shopee yang bertujuan mengasah kemahiran UMKM membangun bisnis secara digital.
Riset yang sama menunjukkan, bahwa program pelatihan UMKM yang diadakan oleh Shopee menjadi program banyak diketahui UMKM. Beberapa program pelatihan yang dijalankan Shopee, antara lain Kampus UMKM Shopee dan Program Ekspor Shopee.
Program ini menyediakan kurikulum bagi pelaku UMKM untuk dapat bersaing di ekosistem ekonomi digital sekaligus naik kelas, bahkan mampu menjangkau pasar global melalui program ekspor.
Efektivitas program pelatihan keterampilan dari perusahaan e-commerce diamini Pelaku UMKM, Ahmad Rifqi. Dia mengungkapkan pelatihan tersebut menjadi pondasi penting dalam keberhasilannya membangun toko online bernama ‘Flower City’.
Program Kampus UMKM Ekspor Shopee dirasa Ahmad sangat membantunya belajar berbisnis online secara otodidak. Pria yang sebelumnya bekerja sebagai pengemudi angkutan kota ini bersyukur bisa merintis karir sebagai pengusaha muda. Menurut dia, Kampus UMKM Shopee berhasil membuatnya fasih dan mahir dalam memanfaatkan fitur-fitur Shopee untuk meningkatkan penjualan.
“Mulai dari cara buat nama produk yang menarik, foto produk sampai cara memanfaatkan promo-promo pas tanggal kembar dan flash sale. Itu semua diajarkan di Kampus UMKM Shopee dan saya terapkan,” tutur Ahmad.
(Febrina Ratna)