Indonesia Dorong Kerja Sama Perikanan Berkelanjutan di Kawasan Asia-Pasifik
Indonesia mendorong kerja sama pengembangan budidaya perikanan berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik.
IDXChannel - Indonesia mendorong kerja sama pengembangan budidaya perikanan berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik. Sektor tersebut diharapkan dapat menjadi penggerak utama pemenuhan kebutuhan pangan di masa depan.
“Pengembangan budidaya perikanan berkelanjutan penting sebagai penggerak utama pemenuhan kebutuhan pangan, dan di masa depan akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Heriyanto Adi Nugroho, dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri pada Minggu (26/5/2024).
Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN-Australia Indo-Pacific Workshop on the Use of Technology for Sustainable Aquaculture di Bali pada 21-22 Mei.
Produksi budidaya perikanan di kawasan Asia-Pasifik terus tumbuh dari 64,1 juta ton pada 2008 hingga menjadi 126 juta ton pada 2021.
Mewakili Australia sebagai mitra penyelenggara, Duta Besar Australia untuk ASEAN, Tiffany McDonald, menekankan komitmen konkret Australia terhadap ASEAN dan kerja sama dengan kawasan Pasifik, khususnya dalam implementasi 2050 Strategy for the Blue Pacific Continent dari Pacific Islands Forum (PIF), termasuk dalam mempromosikan praktik budidaya perikanan berkelanjutan.
Selain sebagai implementasi ASEAN-Australia Joint Leaders Statement on Strengthening Food Security and Nutrition in Response to Crises, lokakarya ini juga merupakan implementasi komitmen yang dibuat oleh para Pemimpin ASEAN dan Australia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Australia pada Maret 2024 di Melbourne, antara lain untuk memprioritaskan ketahanan pangan, keberlanjutan, dan ekonomi digital.
Para pembicara dan peserta juga mengunjungi Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) di Karangasem untuk mempelajari langsung pemanfaatan teknologi dalam budidaya produksi induk udang dan kerang.
Lokakarya ini selain dihadiri negara-negara anggota ASEAN, juga perwakilan dari Timor-Leste, Fiji, Kiribati, Nauru, Palau, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Tonga, Tuvalu, dan perwakilan Sekretariat Indian Ocean Rim Association (IORA). (WHY)