ECONOMICS

Indonesia Tawarkan Peluang Investasi Mineral Kritis dan Ekosistem EV ke AS

Anggie Ariesta 30/06/2025 15:57 WIB

Tawaran ini merupakan bagian dari negosiasi tarif yang sedang berlangsung antara kedua negara.

Indonesia Tawarkan Peluang Investasi Mineral Kritis dan Ekosistem EV ke AS. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Pemerintah Indonesia aktif menawarkan peluang investasi di sektor mineral kritis kepada Amerika Serikat (AS), melalui kerja sama dengan Danantara. Tawaran ini merupakan bagian dari negosiasi tarif yang sedang berlangsung antara kedua negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tawaran investasi mineral kritis ini akan berfokus pada proyek-proyek brownfield yang sudah ada di Indonesia.

"Indonesia menawarkan critical mineral ke AS bersama Danantara untuk melakukan investasi di dalam ekosistem critical mineral," ujar Airlangga kepada wartawan, Senin (30/6/2025).

Namun, lanjut Airlangga, yang menjadi daya tarik utama tawaran Indonesia saat ini adalah investasi untuk ekosistem kendaraan listrik (EV), yang mana membutuhkan nikel sebagai bahan baku baterainya.

"EV ekosistem itu terkait dengan nikel dan yang lain. Dan bagi Amerika ini cukup menarik, tawaran Indonesia ini cukup menarik," kata dia.

Meskipun tawaran telah disampaikan, Airlangga tidak dapat merinci proyeknya secara spesifik karena adanya perjanjian non-disclosure. Namun, dia menegaskan detail proyek akan dibahas lebih lanjut dalam pembicaraan dengan pihak AS.

Terkait tenggat waktu negosiasi dengan pemerintahan AS, Airlangga memperkirakan sekitar 8 atau 9 Juli 2025.

Pemerintah Indonesia, lanjut Airlangga, terus berkomunikasi secara intensif dengan AS, baik secara tertulis maupun langsung.

"Pemerintah sudah terus berkomunikasi, baik secara tertulis. Jadi kita sudah memberikan Indonesia punya second offer dan ini sudah diterima oleh AS," kata dia.

Komunikasi juga telah dilakukan dengan United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce, dan Secretary of Treasury AS. Tim negosiasi Indonesia saat ini bersiaga di Washington untuk merespons jika ada perubahan atau klarifikasi lebih lanjut.

Mengenai peran USTR dalam investasi mineral kritis di Indonesia, Airlangga menyoroti AS sudah memiliki kehadiran signifikan dalam mineral kritis seperti tembaga melalui Freeport sejak 1967.

Airlangga menjelaskan, ke depan, mineral kritis sangat dibutuhkan untuk ekosistem industri elektronik, peralatan militer, hingga antariksa.


(NIA DEVIYANA)

SHARE