ECONOMICS

Industri Baterai Indonesia dan CBL Dirikan Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai

Dhera Arizona Pratiwi 17/10/2024 09:09 WIB

IBC melakukan Penandatanganan Interim Agreement dan Akta Pendirian Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai dengan CBL International Development Pte. Ltd.

Industri Baterai Indonesia dan CBL Dirikan Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai. (Foto Istimewa)

IDXChannel - PT Industri Baterai Indonesia atau Industry Battery Corporation (IBC) melakukan Penandatanganan Interim Agreement dan Akta Pendirian Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai dengan CBL International Development Pte. Ltd.

Penandatanganan yang dilaksanakan pada Rabu, 16 Oktober 2024 tersebut disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.

Direktur Utama IBC Toto Nugroho menyampaikan, kerja sama ini merupakan upaya strategis IBC dalam mendorong program hilirisasi nikel dan pengembangan industri baterai terintegrasi serta dalam rangka mengembangkan rantai pasok baterai kendaraan listrik mulai dari hulu hingga ke hilir. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci baterai di pasar global. 

Dalam kerja sama ini, IBC terlibat dalam rantai nilai di segmen hilir antara lain manufaktur baterai material, manufaktur sel baterai, dan daur ulang baterai.

"Hari ini kami melaporkan bahwa JV 5 kami, Proyek Manufaktur Battery Cell saat ini telah memasuki tahap awal dan berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Melalui upaya bersama, IBC dan CBL ingin mengembangkan proyek ini secara bertahap dengan tujuan untuk menginvestasikan sejumlah total USD1,18 miliar dan mencapai total kapasitas produksi 15 GWh per tahun, yang akan cukup untuk memenuhi permintaan domestik dan global," ujarnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Dalam kesempatan yang sama, General Manager of International Business Manufacturing Operations of CATL Gordon An menuturkan, proyek pabrik baterai merupakan komponen kunci dalam membangun rantai dan ekosistem industri kendaraan listrik dan baterai listrik di Indonesia.

"Kami bersedia untuk secara aktif memanfaatkan kelebihan kami dalam inovasi teknologi dan manufaktur, dan berharap dapat bekerjasama dengan mitra kami di Indonesia untuk mendukung pengembangan upaya elektrifikasi di Indonesia," kata dia.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan, IBC dapat menjadi pemain utama yang mampu mengundang investor dan mitra untuk masuk pada industri baterai, yang lebih terdepan daripada global player lain pada industri baterai.

"Kita juga harus cepat, agile dan adaptif dalam mengeksekusi proyek ini. Kita harus mengamati perubahan teknologi yang muncul di bidang kendaraan listrik sehingga kita dapat menjadi lebih kompetitif. Harapannya, pada tahun 2027 kita sudah bisa melihat hasil JV yang pada hari ini ditandatangani yaitu battery cell," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu.

Dengan mempertimbangkan potensi cadangan nikel Indonesia, Project Dragon diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global baterai kendaraan listrik. Selain itu, proyek ini diharapkan pula mampu memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia seperti menciptakan lapangan kerja, menarik investasi asing dan meningkatkan kapasitas industri energi terbarukan di Indonesia.

Proyek ini juga tidak diragukan lagi akan mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emissions pada 2060.

(Dhera Arizona)

SHARE