Industri Baterai Kendaraan Listrik RI Juara, Ford hingga VW Tertarik Investasi
Menteri BUMN, Erick Thohir, memastikan Volkswagen dan Ford bakal masuk ke ekosistem baterai kendaraan listrik (EV Battery) di Indonesia.
IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memastikan Volkswagen dan Ford bakal masuk ke ekosistem baterai kendaraan listrik (EV Battery) di Indonesia. Keberadaan kedua perusahaan asing itu akan menambah daftar produsen global yang berminat berinvestasi dalam ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.
Sebelumnya, sudah ada Hong Kong CBL Ltd (HKCBL), anak usaha China Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL), atau cucu usaha Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).
Lalu, konsorsium Korea Selatan (Korsel), Hyundai Motor Grup dan juga LG Energy Solution.
“Kita berbangga sekarang investasi untuk ekosistem daripada EV Battery kita saya rasa salah satu terdepan. Di sini ada investasi dari China, dari Korea, ada juga nantinya dari Volkswagen, dari Ford Motor Company,” ujar Erick saat ditemui di kawasan Mandiri Wijayakusuma, Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Masuknya perusahaan global itu tak lepas dari cadangan nikel Indonesia yang menjadi salah satu terbesar di dunia. Nikel menjadi bahan baku utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Nikel dipadukan bersama kobalt dan mangan untuk memproduksi baterai lithium-ion, jenis baterai paling umum digunakan dalam motor maupun mobil listrik.
“Kita patut berbangga bagaimana Indonesia menjadi salah satu pemain nikel terbesar di dunia,” paparnya.
Kendati begitu, Erick tak menafikan bahwa Indonesia baru bisa menyediakan sumber daya alam (ASD) saat melakukan hilirisasi pertambangan. Artinya, Indonesia masih bergantung pada teknologi dan sumber daya manusia (SDM) negara lain.
“Kita bicara yang namanya EV Battery, tetapi teknologi baterainya kita belum punya, kita masih berbasis daripada tambang, di investasi menjadi smelter, diturunkan turunannya, tetapi teknologi dan knowledge-nya kita belum punya,” tuturnya.
(Febrina Ratna)