Industri Garmen hingga Tekstil Hadapi Badai PHK, Menperin Usulkan Insentif Khusus
Menperin mengatakan pihaknya bakal mencarikan insentif khusus untuk industri tekstil, garmen, hingga alas kaki yang tengah mengalami badai PHK.
IDXChannel - Industri tekstil, garmen, hingga alas kaki yang tengah mengalami badai PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun berupaya mencarikan solusinya.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya bakal mencarikan insentif khusus untuk industri tersebut.
Menurutnya, pemberian insentif dinilai cukup efektif dilakukan. Hal itu berkaca pada pemberian Insentif PPNBM yang pernah dikucurkan saat pandemi Covid-19.
Sehingga industri otomotif kembali bergairah dan tidak terdampak cukup dalam dari adanya pelemahan ekonomi akibat pandemi.
"Tentu yang kita prioritaskan industri yang mempunyai multiplier effect yang tinggi, yang mempunyai serapan tenaga kerja yang besar atau industri padat karya untuk kita carikan insentif agar tidak semakin turun, untuk menghindari PHK," ujar Menperin saat jumpa pers di kantornya, Jumat (9/6/2023).
Menperin mengakui saat ini situasi ekonomi global memang sedang mengalami pelemahan. Hal itu berdampak pada industri tekstil, garmen dan alas kaki yang memiliki orientasi pasar ekspor mengalami penurunan order.
"Kita sama-sama harus waspada terhadap apa yang terjadi secara global, di tengah situasi yang sedang tidak baik, ekonomi global masih melemah, makanya PMI kita menurun bulan lalu sampai bulan ini," lanjutnya.
Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) mencatat hingga Kuartal I 2023 setidaknya sudah ada ribuan karyawan yang terdampak PHK sejak kuartal IV 2022 lalu. PT Kaban dan PT Prosmatex, Jawa Tengah melakukan PHK terhadap 3.000 karyawan, PT Duniatex dan PT Agungtex PHK 5 ribu karyawan. Bandung, PT Adetex dan PT Binacitra Kharisma Lestari (industri garmen) melakukan laffoff kepada 2 ribu karyawan.
"Itu salah satu alasannya tentu adalah pelemahan dari pasar ekspor, tapi kita juga melihat ada sektor yang pertumbuhan yang baik, oleh sebab itu kita perlu mencari pasar-pasar alternatif," kata Menperin.
"Ke depan kita harus melihat dahulu, sektor mana (paling terdampak), garmen pasti, itu kan masalahnya di mana yang harus kita kaji (sebelum memberikan insentif). Apakah di hulu, Tengah, atau hilirnya, itu masing-masing bagian dari sektor tekstil itu punya isu tersendiri yang memang penanganannya tidak bisa generalisir, jadi harus kita lihat," katanya.
(FRI)