Industri Sepatu Mengkhawatirkan, Aprisindo Ungkap Perusahaan Kecil Tutup Imbas Pandemi
Aprisindo mengatakan bahwa banyak perusahaan menengah hingga kecil yang menutup tempat usahanya.
IDXChannel - Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko membeberkan kondisi industri alas kaki selama pandemi covid - 19. Dia mengatakan, bahwa banyak perusahaan menengah hingga kecil yang menutup tempat usahanya.
Di tanah air, industri alas kaki terbagi 3 layer. Pada layer pertama diisi oleh pabrik merek besar yang orientasinya 100 persen ekspor. "Yang 100 persen cuma ekspor, dalam hal ini ada merek besar seperti Nike, Adidas Dan Reebok. Untuk layer ini bisa menjaga kinerja perusahaan yang baik serta protokol kesehatan," katanya dalam Market Review IDX channel, Rabu (24/3/2021).
Kemudian, layer ke dua ada perusahaan menengah yang produksinya untuk domestik. Di kelas ini dampak pandemi sangat terasa. "Layer kedua ini yang lagi susah sedang hancur - hancuran kondisinya. saya melihat produksinya hanya 20 - 30 persen saja," ujarnya.
Dia menjelaskan, perusahaan pada layer kedua ini tidak bisa menjaga kinerja perusahaan secara maksimal. Selain itu protokol kesehatan tidak berjalan secara maksimal.
"Kemudian biaya cost lebih mahal sehingga banyak yang memilih tutup. dan yang bertahan hanya menjaga produksinya di 30 persen saja," terangnya
Kondisi tersebut, juga terjadi pada layer ketiga yakni IKM. Sekitar 70 persen IKM itu menutup usahanya. "PHK tidak terhindarkan dan ada yang dirumahkan juga. Kondisinya memang sulit," sebut dia.
(SANDY)