ECONOMICS

Inflasi AS Diperkirakan Meningkat pada Juli 2025

Kunthi Fahmar Sandy 12/08/2025 07:23 WIB

Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Juli diperkirakan menunjukkan kenaikan harga yang lebih cepat secara tahunan dibandingkan dengan bulan Juni.

Inflasi AS Diperkirakan Meningkat pada Juli 2025 (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Juli diperkirakan menunjukkan kenaikan harga yang lebih cepat secara tahunan dibandingkan dengan bulan Juni. 

Dilansir dari laman Yahoo Finance Selasa (12/8/2024), laporan yang akan dirilis Selasa pukul 08.30 ET ini muncul di tengah kekhawatiran investor terhadap seberapa besar tarif Presiden Trump mulai memengaruhi biaya konsumen.

Menurut data Bloomberg, IHK utama diperkirakan meningkat 2,8 persen year-on-year pada bulan Juli, naik dari kenaikan 2,7 persen pada bulan Juni. 

Secara bulanan, harga diperkirakan naik 0,2 persen, sedikit melambat dari kenaikan 0,3 persen di bulan Juni. Hal ini idorong oleh harga bensin yang lebih rendah dan ekspektasi inflasi pangan yang sedikit lebih rendah.

Berdasarkan basis inti (tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif) tingkat inflasi tahunan untuk bulan Juli diperkirakan naik menjadi 3,0 persen dari 2,9 persen di bulan Juni.

Ini menunjukkan bahwa kenaikan inflasi barang tidak lagi diimbangi oleh penurunan inflasi jasa.

Harga inti juga diproyeksikan naik 0,3 persen secara bulanan, melampaui kenaikan 0,2 persen sebelumnya yang tercatat di bulan Juni dan menandai kenaikan terkuat dalam enam bulan.

Pada bulan Juni, tanda-tanda tekanan biaya akibat tarif mulai terlihat, dengan harga pakaian jadi naik 0,4 persen secara bulanan dan alas kaki naik 0,7 persen setelah beberapa bulan mengalami penurunan. 

Harga furnitur dan perlengkapan tidur juga naik 0,4 persen, membalikkan penurunan 0,8persen di bulan Mei, sebuah sinyal lain bahwa kenaikan biaya ini mulai dirasakan oleh konsumen.

"IHK bulan Juli akan menunjukkan tanda-tanda lebih lanjut tentang tarif yang lebih tinggi yang mendorong kenaikan harga," kata ekonom Wells Fargo, Sarah House, pekan lalu. 

"Masih terlalu dini dalam proses penyesuaian harga untuk melihat bagaimana pajak impor yang lebih tinggi pada akhirnya akan didistribusikan antara konsumen akhir, penjual domestik, dan eksportir asing," tuturnya.

Di saat yang sama, meningkatnya kelelahan konsumen membuat kenaikan harga secara umum semakin sulit. "Kami terus memperkirakan inflasi akan meningkat, tetapi tidak melonjak lebih tinggi, selama paruh kedua tahun ini, dengan IHK inti dan deflator PCE inti kembali ke sekitar 3 persen pada kuartal keempat," tuturnya.

Laporan hari Selasa akan dirilis di tengah perkembangan perdagangan yang sedang berlangsung yang dapat semakin mengubah tingkat tarif efektif AS, yang sekarang berada di kisaran 18,6 persen tertinggi sejak 1933, menurut perkiraan terbaru Yale Budget Lab.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE