ECONOMICS

Inflasi Global Membayangi, Bahlil Optimistis Investasi Tembus Rp1.200 T

Iqbal Dwi Purnama 07/07/2022 10:59 WIB

Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia tetap optimistis target capaian investasi Indonesia tahun ini tercapai meskipun ekonomi global bergejolak.

Inflasi Global Membayangi, Bahlil Optimistis Investasi Tembus Rp1.200 T. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, tetap optimistis target capaian investasi Indonesia tahun ini tercapai. Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan investasi sebanyak Rp1.200 tirliun sepanjang 2022. 

Bahlil mengungkapkan target tersebut memang cukup berat karena kondisi ekonomi global sedang bergejolak. Terutama dengan bayang-bayang inflasi di dalam negeri.

"Kalau ditanya bagaimana investasi dalam target Rp1.200 tirliun, oleh tim saya yang dipimpin Pak Imam, sampai dengan sekarang insya Allah masih on the track. Rp1.200 triliun masih oke," ujar Bahlil dalam Media Gathering di Surakarta, Rabu (6/7/2022).

Dia menjelaskan untuk merealisasikan target Investasi tersebut pihaknya bakal terlebih dahulu mengeksekusi Investasi-investasi yang mendapatkan fasilitas insentif fiskal seperti tax holiday.

"Jadi disamping kita mencari investasi dari luar, kita mem-push yg sudah ada di dalam. Dari target itu problem-nya ada beberapa, salah satu di antaranya adalah persoalan perizinan, lahan, financial closing di bank," ungkap Bahlil.

Adapun reakisai Investasi pada kuartal II 2022 Kementerian Investasi optimis nilainya lebih besar dari pada yang terealisasi pada kuarta I 2022 sebesar Rp282,4 triliun, atau tumbuh 28,5% year on year (yoy).

"Gimana rumuskan apakah realisasi di Q2 akan sama atau lebih tinggi? Dalam grafik perencanaan realisasi investasi di Q2 harusnya lebih tinggi dari pada Q1, pak Deputi bagaimana?," tanya Bahlil langsung ke Deputinya.

"Insya Allah nyampe," jawab Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Kementerian Investasi/BKPM Imam Soejoedi.

Bahlil menjelaskan investasi merupakan sebagai instrumen penciptaan lapangan pekerjaan. Terutama ketika masyarakat telah mempunyai pekerjaan, maka daya beli masyarakat bisa menolong di tengah krisis.

Sejauh ini, Bahlil mengatakan angkatan kerja Indonesia per tahun 2,9 juta dengan jumlah eksisting mencapai 7 juta. Adapun jumlah pengangguran akibat PHK karena Covid-19 mencapai 6 juta orang.

“Berarti siapa yang menciptakan lapangan kerja, pasti dari dunia usaha, dan instrumennya investasi," kata Bahlil.

(FRI)

SHARE