ECONOMICS

Inflasi Oktober Melandai Jadi 5,71 Persen, Harga Bensin Masih Jadi Penyebab Utama

Michelle Natalia 01/11/2022 11:26 WIB

Penyumbang inflasi terbesar tertinggi secara year-on-year yaitu bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, solar, termasuk tarif angkutan umum.

Inflasi Oktober Melandai Jadi 5,71 Persen, Harga Bensin Masih Jadi Penyebab Utama. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Oktober 2022 berada di level 5,71% year-on-year (yoy). Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan inflasi mulai menurun dibandingkan bulan lalu. 

"Terjadi kenaikan IHK dari 106,66 pada bulan Oktober 2021 menjadi 112,75 pada Oktober 2022. Kalau kita lihat September lalu inflasi kita di 5,95%, sekarang di Oktober 5,71%," ujar Setianto dalam Rilis BPS di Jakarta, Selasa(1/11/2022). 

Dia mencatat penyumbang inflasi terbesar tertinggi secara year-on-year yaitu beberapa komoditas seperti bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, solar, termasuk tarif angkutan antar kota, tarif kendaraan online, dan bahan bakar rumah tangga. 

"Ini merupakan penyumbang inflasi tertinggi secara year-on-year," ungkap Setianto.

Dia kemudian memaparkan sebaran inflasi di Oktober 2022. Di Pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di kota Padang sebesar 7,92%. 

Di pulau Jawa, inflasi tertinggi di kota Serang sebesar 7,54%, sedangkan di Bali dan Nusa Tenggara yang tertinggi adalah di kota Kupang sebesar 8,06%. 

"Untuk wilayah Kalimantan, ini terjadi inflasi tertinggi di Tanjung Selor sebesar 9,11%, wilayah Sulawesi inflasi tertinggi di Kota Pare Pare sebesar 7,66%. Sementara itu di Maluku dan Papua, inflasi tertinggi di kota Jayapura sebesar 7,43% dan inflasi terendah di Kota Ternate sebesar 3,32%," tambahnya. 

Setianto mengatakan dua bulan pasca penyesuaian harga BBM, tekanan inflasi komponen Harga Diatur Pemerintah (administered prices) masih tinggi yang didorong oleh kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, dan tarif angkutan dalam kota.

"Tekanan inflasi komponen harga bergejolak pada Oktober mulai menurun dibandingkan bulan sebelumnya, disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan," pungkasnya. (NIA)

SHARE