ECONOMICS

Ini Alasan Setneg Tak izinkan Perhelatan Formula E di Monas

Fahreza Rizky 11/10/2021 20:51 WIB

Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) mengungkap alasan pihaknya tidak merestui penyelenggaraan Formula E di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta.

Ini Alasan Setneg Tak izinkan Perhelatan Formula E di Monas. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) mengungkap alasan pihaknya tidak merestui penyelenggaraan Formula E di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Atas keputusan ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun harus mencari lokasi lain yang lebih tepat.

Staf Khusus Mensesneg, Faldo Maldini, Formula E tidak bisa dilakukan di Monas lantaran khawatir berpotensi merusak cagar budaya di tempat itu karena adanya getaran dari balapan mobil.

"Lewat diskusi yang mendalam dan dialog yang cukup intensif terkait ini, sampailah pembicaraan untuk menggunakan lokasi lain. Mengingat, getaran dan berbagai resiko yang bisa berpotensi merusak cagar budaya Monas," ucap Faldo saat dikonfirmasi, Senin (11/10/2021).

Namun demikian, Faldo menjelaskan kawasan Jalan Medan Merdeka, baik di sisi Timur, Selatan, dan Barat sampai dengan putaran balik di depan Gedung Radio Republik Indonesia (RRI) tidak ada larangan.

"Kawasan Medan Merdeka masih tetap dapat digunakan, yang meliputi jalan Merdeka Timur, Selatan, Barat sampai dengan putaran balik depan RRI. Tidak ada larangan," ungkapnya.

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menyebut pemerintah pusat dan daerah dalam hal ini Pemprov DKI, terus mengkoordinasikan hal ini. Kedua belah pihak sepakat untuk mencari lokasi dan solusi terbaik untuk ajang balap mobil ini.

"Pemerintah pusat dan daerah terus kordinasi. Semua kemungkinan terbaiklah yang ingin kita capai, terutama terkait lokasi ini," jelas Faldo.

Sebagai informasi, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengungkapkan Formula E batal digelar di Monas. Hingga kini Pemprov DKI masih mencari alternatif tempat lainnya.

"Di Monas itu kan ring 1. Dari pemerintah pusat belum memungkinkan di situ. Kita mencoba mengerti dan memahami. Untuk itu kita cari alternatif lain, ada 5 pilihan alternatif yang belum bisa saya sampaikan pada saat ini," kata Ariza di Jakarta, Jumat 8 Oktober 2021. (TYO)

SHARE