Ini Empat Proyek hasil Kerja Sama dengan China dan Jepang
Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dikerjakan oleh KCIC Jabodebek mendapat sorotan tajam dari masyarakat.
IDXChannel - Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dikerjakan oleh KCIC Jabodebek mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Tidak sedikit pihak yang menduga proyek ini sedang mangkrak akibat melonjaknya biaya yang harus ditanggung.
Meski demikian, tidak semua proyek jalan di tempat, masih ada sejumlah pembangunan infrastruktur yang berjalan dengan baik yang juga dikerjasamakan dengan China dan Jepang.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo menargetkan dan sering mengaungkan pembangunan infrastruktur saat ini dan telah menganggarkan untuk membangun infrastruktur sebesar Rp414 triliun di tahun 2020.
Menurut Jokowi infrastruktur digenjot karena Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara Malaysia, Vietnam, dan China. Sehubungan dengan hal tersebut, Salah satu yang menjadi sorotan adalah persaingan antara negara China dan Jepang dalam perebutan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Berikut 4 proyek pembangunan infrastruktur dari Jepang dan China, yang berhasil dihimpun oleh tim MNC Portal Indonesia:
1. Proyek Pembangunan Pelabuhan Patimban Pembangunan oleh Jepang
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihak Jepang akan segera membentuk konsorsium untuk mulai mengelola Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, pada Desember 2021 mendatang.
PT Pelabuhan Patimban Internasional bersama Toyota Tsusho Corporation akan segera menyelesaikan kesepakatan membentuk joint venture (konsorsium) untuk mengoperasikan Car Terminal dan Container Terminal di Pelabuhan Patimban.
"Nanti bulan Desember 2021 akan mulai dioperasikan. Sekarang pada tahap-tahap akhir mereka akan selesaikan. Tentunya mereka menjanjikan ini akan berjalan baik," ujar Budi Karya dalam konferensi pers virtual, dikutip MNC Portal (17/10/2021).
2.Proving ground (uji kelaikan kendaraan) oleh Jepang
Pemerintah bekerja sama Pembangun fasilitas uji kendaraan ini akan dilakukan melalui skema pendanaan kreatif non-APBN melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha [KPBU]. Ditargetkan proses lelangnya akan dilakukan pada tahun ini dan diharapkan sudah bisa beroperasi pada 2024.
Pemerintah Jepang merespons positif terkait dengan tawaran kerja sama dari Indonesia atas Proving Ground di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan dengan respon yang baik dan antusiasme yang ditunjukkan oleh Jepang, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk membangun fasilitas tersebut.
“Kami gembira mereka merespons dengan baik, nantinya dalam rangka untuk ekspor mobil, kita Tak perlu lagi melakukan uji tipe kendaraan di Luar Negeri,” kata Menhub Budi melalui keterangan resmi dikutip, Minggu (17/10/2021).
3. Proyek Kereta Cepat (KCIC) Jabodebek bersama China
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ingin fokus pada penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang ditargetkan rampung tahun ini dan akan beroperasi pada Desember tahun 2021.
Saat ini biaya proyek sedang diperhitungkan kembali setelah ada kemungkinan pembengkakan kembali terjadi sejak akhir 2020. Namun pekerjaannya, menurut perhitungan PT KAI, pembengkakan biaya proyek sudah mencapai USD1,9 miliar atau sekitar Rp26,9 triliun (dalam kurs Rp14.200).
Adapun setelah dikalkulasikan untuk biaya saat ini, proyek kerja sama Indonesia-China ini telah menembus USD7,9 miliar atau mencapai Rp113 triliun.
Meski demikian, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengaku angka pasti pembengkakan biaya dari proyek kerja sama dengan pemerintah Cina tersebut masih menunggu hasil audit.
4. Proyek Pembangunan MRT Jakarta dengan Jepang
Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta yang merupakan sistem transportasi rel angkutan cepat di Jakarta. Proses pembangunan moda transportasi ini dimulai tahun 2013. Jalur pertama layanan MRT Jakarta dioperasikan tanggal 24 Maret 2019, menjadikannya layanan moda raya terpadu pertama yang beroperasi di Indonesia.
Setelah sukses dengan proyek pembangunan Moda daya transportasi terpadu Pembangunan MRT Jakarta fase I kini MRT jakarta II koridor utara-selatan sepanjang 8,3 Km telah dibangun sejak tahun 2020 lalu.
Adapun pembiayaan Proyek MRT Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar.
JBIC pun mendesain dan memberikan rekomendasi studi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Telah disetujui pula kesepakatan antara JBIC dan Pemerintah Indonesia, untuk menunjuk satu badan menjadi satu pintu pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini.
JBIC kemudian melakukan merger dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). JICA bertindak sebagai tim penilai dari JBIC selaku pemberi pinjaman. (TYO)