ECONOMICS

Ini Jurus SKK Migas Genjot Target Produksi Minyak pada 2030

Atikah Umiyani 12/09/2024 09:27 WIB

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebutkan empat strategi itu terbagi dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

Ini Jurus SKK Migas Genjot Target Produksi Minyak pada 2030 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) mengungkapkan empat strategi yang dikembangkan untuk menggenjot target produksi minyak 1 juta barel per hari (MMBOPD) dan 12 miliar kaki kubik atau billion cubic feet (BCF) per hari pada 2030 mendatang. 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebutkan empat strategi itu terbagi dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

"Jangka pendek kita tentu saja yang kita upayakan bagaimana eksisting aset bisa optimal. Apa saja yang bisa kita lakukan dengan eksisting aset? Kemudian tidak mungkin produksi minyak naik kalau tidak ada temuan yang besar, seperti Banyu Urip. Oleh karena itu eksplorasi harus masif sebagai strategi keempat," katanya ketika ditemui di Jakarta, Rabu (11/9/2024). 

Kemudian strategi kedua, bagaiman mempercepat temuan-temuan itu  untuk bisa segera menjadi produksi. Ketiga, satu hal yang sangat krusial adalah dari eksisting aset adalah implementasi EOR. 

Pria yang akrab disapa Tjip itu mengakui bahwa saat ini recovery kita baru 30 persen dari cadangan yang dicatat SKK Migas sebagai cadangan yang ada di dalam bumi. 

"Nah paling jangka pendek yang bisa meningkatkan produksi kita itu adalah bagaimana recovery sektor ini bisa naik, yakni di luar negeri seperti china misalnya, itu sudah mentargetkan di angka 50 persen. Ada 20 persen tambahan recovery dari cadangan kita yang bisa meningkatkan produksi. Jadi ketiga itu adalah implementasi EOR yang kita kembangkan," tutur Tjip. 

Namun diakui Tjip, dalam perjalanannya tentu semua strategi tersebut menghadapi pandemi. Hal itu lantaran saat pandemi semua kegiatan lapangan terganggu, kegiatan eksplorasi terganggu dan harga minyak yang juga jatuh. 

"Waktu harga minyak jatuh bagaimana kita sulitnya untuk bisa menarik investor mau keluarin uang dengan harga minyak yang di bawah 20. Itu yang kita hadapi dan itu 2,5 tahun sampai 3 tahun," kata dia. 

"Jadi oleh karena itu kalau bicara apakah target ini menjadi realistis atau tidak? Untuk 2030 tentu tidak. Tapi gas kita optimistis karena kemudian pada saat eksplorasi-eksplorasi setelah pendemi agak lewat kita temukan cadangan gas besar dan menjadi proyek yang Alhamdulillah pada KKKS baik ENI, Mubadala sama sama punya tekad mempercepat onstream pada produksi gas," ujar Tjip. 

(Kunthi Fahmar Sandy)

SHARE