ECONOMICS

Ini Kunci Sukses Erick Thohir Dongkrak Revenue BUMN Jadi Rp2.292,5 T

Suparjo Ramalan 01/10/2022 06:00 WIB

Erick Thohir menyebut implementasi transformasi BUMN menjadi salah satu kunci sukses kinerja positif BUMN.

Ini Kunci Sukses Erick Thohir Dongkrak Revenue BUMN Jadi Rp2.292,5 T. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kinerja BUMN sepanjang 2021 menunjukkan capaian yang positif meskipun masih dilanda pandemi Covid-19. Salah satu faktornya yaitu implementasi transformasi BUMN.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan implementasi transformasi tidak hanya bisnis model, human capital atau sumber daya manusia (SDM), bisnis proses. dan transformasi melalui laporan keuangan yang terkonsolidasi. 

"Karena tentu sebagai BUMN, penting sekali punya buku yang bisa kita baca bersama-sama. Ini merupakan bagian dari transparansi dan good corporate governance yang kita ciptakan selalu, di mana keterbukaan itu menjadi penting,” ungkap Erick dikutip Jumat (30/9/2022). 

Laporan tahunan keuangan konsolidasi, lanjut Erick, bertujuan mengidentifikasi kinerja BUMN. Sekaligus, berfungsi sebagai early warning system untuk melihat dan memprediksi keberlanjutan strategi BUMN ke depannya.

Erick mengklaim transformasi BUMN mampu mendongkrak kinerja BUMN. Dia mencatat ada angka-angka dalam laporan keuangan yang dapat dijadikan indikator, seperti peningkatan revenue, EBITDA margin, hingga penurunan rasio utang terhadap total investasi.

Sepanjang 2021, terjadi peningkatan revenue sebesar 18,8 persen menjadi Rp2.292,5 triliun. Angka ini naik signifikan bila dibandingkan dengan APBN. 

"Jadi proporsionalnya hampir mirip. EBITDA margin meningkat menjadi 20,4 persen, artinya makin sehat dan jelas sehat. Total utangnya (BUMN) Rp1.579,6 triliun dan tentu equity atau modal (2021), mencapai Rp2.778,3 triliun. Debt to invested capital kita kira-kira 36% artinya juga sehat,” pungkas Erick.

Di samping peningkatan revenue, EBITDA margin, dan penurunan rasio utang, kinerja BUMN didorong oleh penurunan bunga konsolidasi yang awalnya Rp91,5 triliun pada 2020 menjadi Rp73,5 triliun pada tahun ini. 

Kementerian BUMN juga melakukan efisiensi jumlah BUMN melalui pembentukan klaster BUMN. Meski demikian Erick tak mengelak bila ada perusahaan pelat merah yang masih terkontraksi keuangannya. 

“Kita tidak menutup mata ada juga BUMN yang kurang sehat, maka sejak awal kita bentukportofolio daripada perbaikan BUMN-BUMN. BUMN-BUMN yang tidak masuk ekosistem,akan berada di bawah Danareksa dan juga PPA.”

Insya Allah, jumlah BUMN terus kita lakukan konsolidasi karena kita ingin memastikan bukan banyaknya BUMN tetapi justru impact BUMN kepada industri dan tentunya kepada masyarakat,” kata dia 

(FRI)

SHARE