ECONOMICS

Ini Penyebab Permintaan Plastik Turun hingga 27 Persen

Iqbal Dwi Purnama 19/05/2023 17:05 WIB

Inaplas mengaku permintaan plastik pasca Lebaran mengalami penurunan hingga 27% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ini Penyebab Permintaan Plastik Turun hingga 27 Persen. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) mengaku permintaan plastik pasca Lebaran mengalami penurunan hingga 27% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sekretaris Jenderal Inaplas Fajar Budiyono mengatakan, penurunan permintaan ini berdampak pada jumlah produksi plastik di dalam negeri. Bahkan, sepinya permintaan itu mengabaikan barang yang diproduksi pada akhir tahun 2022 lalu, baru terjual di bulan Maret.

"Kalau kita lihat dari years to years, hampir semua bahan baku plastik mengalami penurunan (permintaan/impor) di monomer itu ada sekitar 20%, kemudian untuk di polimer itu sekitar 35%, kalau untuk di barang jadi ada sekitar 27%," ujar Fajar dalam Market Review IDXChannel, Jumat (19/5/2023).

Lebih lanjut, Fajar juga mengungkapkan, pada H-7 Lebaran hingga H+7 Lebaran, banyak pabrik plastik yang tidak berproduksi. Hal itu lantaran masih banyak produk-produk yang tidak terserap oleh pasar. Hal itu juga mengakibatkan turunnya kinerja impor beberapa bahan baku plastik.

Pada April 2023, total impor mengalami penurunan sebesar 25,45 persen dari USD20,59 miliar pada Maret 2023 menjadi USD15,35 miliar. Nilai impor bahan baku/penolong pada April 2023 turun 23,26 persen (m-to-m). Nilai impor juga turun untuk seluruh jenis barang impor menurut penggunaan, baik bahan baku/penolong, barang modal, maupun barang konsumsi.

"Kondisi pasar di dalam negeri sendiri juga sebenarnya dibandingkan tahun 2022 agak kurang beruntung, karena demand turun di awal-awal atau carry over," sambungnya.

Menurut Fajar, lemahnya permintaan terhadap produk barang jadi plastik di dalam negeri ini merupakan efek dari lesunya daya beli masyarakat segmen menengah ke bawah. Terutama, untuk produk-produk ritel modern seperti makanan nonpokok, minuman sasetan, kosmetik, serta peralatan rumah tangga.

Hal itu yang membuat barang jadi plastik hanya menumpuk di gudang-gudang produsen dan menjadi penyebab langsung berkurangnya impor bahan baku plastik dan barang jadi plastik.

"Sehingga barang-barang produksi di November hingga Desember itu baru bisa ter-delivery di bulan Maret, sehingga praktis utilitas di hilir akan signifikan," pungkasnya.

(YNA)

SHARE