ECONOMICS

Ini Penyebab Utama Inflasi Melambat di Awal Kuartal IV-2023

Michelle Natalia 02/11/2023 12:35 WIB

Terjadi penurunan untuk tingkat harga komoditas, baik bahan bakar minyak (BBM) dan pangan. 

Ini Penyebab Utama Inflasi Melambat di Awal Kuartal IV-2023. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Rektor Perbanas Institute, Hermanto Siregar, mengungkapkan salah satu yang mempengaruhi lambatnya laju inflasi di awal kuartal IV-2023 adalah dari kondisi global. Hermanto menjelaskan terjadi penurunan untuk tingkat harga komoditas, baik bahan bakar minyak (BBM) dan pangan. 

Memang, sebut dia, dalam beberapa waktu, komoditas-komoditas tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, penurunannya juga agak cepat.

"Yang kedua, kondisi di dalam negeri sendiri secara umum, katakanlah komoditas pertanian, pangan, kita tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi kekurangan sehingga harga juga bisa lebih stabil," ujar Hermanto dalam IDX Channel Market Review di Jakarta, Kamis (2/11/2023). 

Tetapi, terkait kemungkinan penurunan daya beli juga bisa terjadi. Jika diperhatikan, meskipun pengangguran sudah membaik, tetapi angkanya masih relatif agak tinggi.

"Katakanlah pertumbuhan yang diharapkan lebih tinggi cuma stabil di level 5%, jadi daya beli ada indikasi stagnan, bukan turun, sehingga tidak begitu memicu terjadinya kenaikan harga," ungkap Hermanto.

Dia pun menilai tahun ini memang lebih panas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Curah hujan pun jika diamati di beberapa daerah sudah lebih rendah sebagai dampak dari El Nino.

Tapi, untuk saat ini, hujan sekarang mulai turun di beberapa tempat seperti Jawa Barat, dan sudah ada penanaman yang dilakukan. 

"Stok pangan saya kira cukup baik sehingga kekhawatiran bahwa inflasi pangan itu tinggi, ternyata tidak seperti yang ditakutkan. Namun ini tak berarti bahwa kita bisa tenang, harus siap sedia dengan stok pangan," tegas Hermanto.

Karena bisa jadi, lanjut dia, gejolak cuaca ini masih belum menentu, hujan mungkin tidak selama atau sebanyak yang diharapkan. 

"Oleh karena itu, di mana-mana masih memungkinkan untuk menanam padi dan tanaman pangan lain, apalagi pemerintah daerah biasanya lebih mengetahui wilayah-wilayah yang potensial di daerahnya masing-masing," pungkas Hermanto. (NIA)

SHARE