ECONOMICS

Inilah Beberapa Penyebab Suatu Negara Bangkrut: 5 Faktor Lain Selain Gagal Bayar

Kurnia Nadya 01/10/2023 08:18 WIB

Negara bangkrut adalah negara yang gagal membayar utang-utang luar negerinya. Salah satu negara yang sudah dinyatakan bangkrut belum lama ini adalah Sri Lanka.

Inilah Beberapa Penyebab Suatu Negara Bangkrut: 5 Faktor Selain Gagal Bayar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Ada beberapa penyebab suatu negara bangkrut. Istilah bangkrut dalam hal ini digunakan untuk merujuk pada negara yang telah gagal membayar utangnya selama beberapa periode tertentu. 

Sebenarnya, negara tidak bisa dikatakan bangkrut seperti perusahaan. Sebab negara bukanlah badan usaha, meskipun pada praktiknya pemerintah negara bisa meminjam dana dari negara lain atau investor asing untuk pembangunan dan tujuan lain. 

Negara yang bangkrut kerap disebut juga ‘berada dalam kondisi default’. Menurut Investopedia (1/10), negara masuk dalam periode default ketika pemerintahannya tidak mampu membayar utang karena beberapa hal. 

Beberapa negara yang telah dinyatakan bangkrut belum lama ini adalah Sri Lanka. Negara tersebut tak mampu membayar utang luar negeri yang mencapai USD51 miliar. Selain Sri Lanka, saat ini ada negara-negara lain yang terancam bakal default. 

Apa penyebab suatu negara bangkrut atau default? 

Rasio Utang Tinggi

Rasio utang yang tinggi artinya pemerintah suatu negara memiliki tingkat utang yang lebih tinggi dari pemasukan atau kemampuan bayarnya. Contohnya, menurut CEIC Data, Sri Lanka tercatat memiliki tingkat utang 103,8% dari total Produk Domestik Bruto pada Maret 2023. 

Tradingeconomics juga mencatat rata-rata rasio utang pemerintah Sri Lanka terhadap PDB sejak 1950-2022 mencapai 71,23%, dan mencapai titik all time high pada 113,80% pada 2022 silam. 

Bagaimana dengan Indonesia? Menurut catatan Bank Indonesia, rasio utang luar negeri pemerintah terhadap PDB hingga April 2023 mencapai 29,8%, turun dari realisasi bulan sebelumnya yang mencapai 30,1%. 

Keuangan Tidak Stabil

Kondisi keuangan negara yang tidak stabil dapat membawa negara masuk dalam kondisi default. Ketidakstabilan finansial terjadi karena banyak sebab, antara lain resesi, krisis nilai tukar, dan lain-lain. 

Suata negara mendapatkan ‘uang’ atau pendapatan dari pajak, pengelolaan sumber daya, hibah, pengelolaan barang milik negara, dan lain-lain. Banyak sumber pendapatan negara bergantung pada kondisi ekonomi. 

Jika pendapatan tidak sebanding dengan pengeluaran dan beban kewajiban yang mesti dibayarkan, pemerintah negara terancam gagal bayar utang, baik jangka pendek atau jangka panjang. 

Perekonomian Stagnan

Seperti poin di atas, perekonomian stagnan yang terjadi terus menerus dalam beberapa periode akan menghambat sumber pendapatan negara. Perekonomian yang stagnan terjadi ketika roda perekonomian berputar lambat, kegiatan usaha di berbagai sektor lesu. 

Sehingga, potensi pemasukan negara dari berbagai sektor ekonomi pun menurun. Stagnansi dalam perekonomian dipicu oleh tingkat inflasi yang tinggi, tingkat korupsi tinggi, angka pengangguran tinggi, dibarengi dengan daya beli yang menurun. 

Kebijakan Ekonomi yang Salah 

Pemerintah negara yang salah mengambil kebijakan ekonomi bisa berisiko besar. Alih-alih mendorong pertumbuhan, perekonomian dan keuangan negara malah anjlok. Sebagai contoh, presiden Sri Lanka yang memutuskan untuk mengurangi pajak ketika perekonomian negaranya tidak stabil. 

Tujuannya untuk mengurangi beban masyarakat. Namun saat itu, Sri Lanka sedang memerlukan banyak dana untuk membayar utang, sementara salah satu sumber pendapatan yang bisa dimanfaatkan adalah pajak. 

Sehingga, negaranya makin sulit melunasi utang karena pemasukan makin sedikit. 

Iklim Politik Tidak Stabil dan Korupsi 

Tingginya tingkat korupsi dapat mengancam perekonomian suatu negara. Praktik korupsi yang umum dilakukan para pejabat negara dan pihak terkait adalah suap menyuap, penggelembungan dana, atau sebaliknya, pemangkasan dana. 

Penggelembungan dana merugikan negara, sama artinya dengan merampok uang negara untuk kepentingan pribadi. Sama halnya dengan pemangkasan dana untuk dikorupsi. Dana  yang mestinya bisa dimanfaatkan untuk proyek bernilai ekonomi jadi berkurang drastis. 

Iklim politik yang tidak stabil juga berpengaruh pada penerapan kebijakan ekonomi suatu negara. Terlebih jika politik tengah memanas hingga menyebabkan kudeta atau perebutan kekuasaan, kegiatan ekonomi bisa terhambat total. 

Itulah beberapa penyebab suatu negara bangkrut yang bisa dipelajari. (NKK)

SHARE