ECONOMICS

Intip Pesona Desa Wisata Kole Sawangan: Budaya Toraja hingga Kopi Pokko

Ahmad Haidir 22/11/2021 07:48 WIB

Berikut kekayaan dan pesona Desa Wisata Kole Sawangan di Tana Toraja, Sulsel.

Intip Pesona Desa Wisata Kole Sawangan: Budaya Toraja hingga Kopi Pokko (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Desa Wisata Kole Sawangan, Tana Toraja, Sulawesi Selatan sangat layak untuk menjadi destinasi pariwisata unggulan. Potensi wisata itu juga berhasil dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat hingga membuat Desa Kole Sawangan ditetapkan sebagai salah satu dari 50 besar desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. 


Lokasi dan Rute Akses

Desa Kole Sawangan terletak di Kecamatan Malimbong Balepe’, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Apabila ingin berkunjung ke Desa Kole Sawangan, bisa menggunakan pesawat dan turun di Bandar Udara Toraja, 

Sesampainya di bandara, kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk bisa sampai di desa yang terletak di kaki Gunung Sado'ko ini yang dapat ditempuh dengan perjalanan darat. 

Keunikan dan Daya Tarik Wisata : Bangunan Adat Tertua Toraja

Kekuatan adat dan budaya menjadi daya tarik utama dari Desa Wisata Kole Sawangan. Seperti kawasan Toraja pada umumnya, di desa wisata ini wisatawan bisa menemui deretan Tongkonan atau rumah adat orang Toraja yang indah nan megah. Adapun Tongkonan merupakan rumah panggung tradisional masyarakat Toraja berbentuk persegi empat panjang. 

Namun keistimewaan Tongkonan di Desa Kole Sawangan adalah wisatawan dapat melihat salah satu Tongkonan tertua di Toraja!. Tongkonan tersebut awalnya dibangun pada tahun 1200 dan beratap batu. Namun pada tahun 1939, Tongkonan tersebut terbakar lantas baru dipugar 7 tahun kemudian. 

Melalui Tongkonan tersebut, wisatawan akan mendapatkan gambaran betapa bersahajanya masyarakat Toraja yang sangat menghormati budaya leluhur. 

Selain sebagai tempat tinggal, Tongkonan juga memiliki peranan kuat sebagai tempat rumpun keluarga dalam melaksanakan upacara-upacara yang berkaitan dengan sistem kepercayaan, sistem kekerabatan, dan sistem kemasyarakatan. 

Puas menyusuri bagian dalam, di bagian depan Tongkonan tertua tersebut wisatawan bisa melihat deretan tanduk kerbau yang terpajang. Tanduk kerbau itu merupakan simbol bahwa pemilik rumah adalah tuan yang sudah melakukan upacara “ rambu solo’ “ yaitu sebuah upacara pemakaman secara adat atau pesta sebagai tanda penghormatan terakhir kepada mereka yang telah meninggal dunia.

Tidak hanya itu, di Desa Wisata Kole Sawangan juga terdapat kuburan batu Saluliang. Ini juga merupakan salah satu kuburan batu tertua di Toraja yang berdiri sejak tahun 1215 dan masih digunakan sampai saat ini!. Batu-batu besar yang berjejer mengikuti kontur tanah itu dilubangi dan dipahat menjadi liang kubur. 

Kuburan batu ini memiliki liang terbanyak dari semua kuburan batu yang ada di Toraja yakni sebanyak 107 buah. Saluliang juga merupakan tempat pemujaan leluhur aluk todolo. Aluk Todolo sendiri merupakan agama leluhur nenek moyang suku Toraja.

Kaya Akan Kesenian dan Produk Ekonomi Kreatif

Wisatawan yang datang ke desa wisata ini juga dapat melihat berbagai seni suku Toraja seperti tarian Pa'gellu, yakni tarian sukacita yang biasa dipentaskan pada upacara adat di Toraja, Sulawesi Selatan yang sifatnya riang gembira. Pa’gellu atau ma’gellu dalam bahasa setempat berarti menari-nari dengan riang gembira sambil tangan dan badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk dan berlenggak-lenggok. 

Tarian ini pertama kali diciptakan oleh Nek Datu Bua’, yakni pada saat kembali dari medan peperangan yang kemudian dirayakan rakyat dengan menari penuh sukacita.

Selain itu juga ada tarian Pa' Tirra, yang merupakan tari kreasi yang biasanya dilakukan oleh remaja laki-laki berjumlah genap. Mereka berbaris menjadi dua barisan sambil membawa alat musik yang terbuat dari bambu yang dibawa dan dihentakan sehingga mengeluarkan alunan nada yang secara teratur selaras dengan langkah dari para remaja laki-laki. 

Di samping kesenian, wisatawan akan disuguhkan beragam produk ekonomi kreatif seperti kerajinan tenun dan manik-manik yang dikerjakan para wanita setempat. Wisatawan akan jamak melihat hal ini karena Desa Wisata Kole Sawangan memang merupakan salah satu sentra kerajinan dan ekonomi kreatif Toraja. 

Selain kain tenun dan manik-manik, masyarakat setempat juga mengembangkan kerajinan anyaman bambu seperti keranjang, nampan, tas, serta alat rumah tangga lainnya. 

Serta tidak ketinggalan Kopi Pokko, yang merupakan produk kopi kemasan jenis arabika yang ditanam langsung di kebun-kebun kopi rumah warga dan di-roasting dengan alat tradisional sehingga memiliki cita rasa yang khas.


Sandiaga Memberikan Plakat ADWI 

Fakta-fakta tersebut sampai-sampai menuai pujian dari sosok Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno saat melakukan visitasi ke Desa Kole Sawangan, Minggu (21/11/2021). 

Walaupun merupakan sebuah desa wisata rintisan, namun Sandiaga menilai bahwa Desa Kole Sawangan siap menyambut wisatawan dengan atraksi dan daya tarik yang dimilikinya.  Melihat kesungguhan pemerintah setempat juga membuat Menparekraf berjanji memberikan support penuh untuk menjadikan Toraja sebagai destinasi unggulan kedua di Indonesia Tengah setelah Bali. 

"Ini juga karena kerja cepat dari birokrasi Pemerintah Kabupaten Tana Toraja yang sudah mengeluarkan SK (desa wisata) dan mengurus kelengkapan dokumen. Karena desa wisata itu bisa maju kalau dukungannya adalah semua pihak berkolaborasi," puji Menparekraf Sandiaga Uno dikutip oleh MNC Portal dari keterangan tertulis, Minggu (21/11/2021). 

"Oleh karena itu kami akan menggagas bersama dengan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, tahun depan satu event internasional yang menandakan perjalanan kembali Toraja sebagai destinasi unggulan kedua setelah Bali," tambahnya memungkasi. 

(IND) 

SHARE