ECONOMICS

Investasi di Jabar Masih Menggiurkan, Semester I-2023 Tembus Rp103 Triliun

Arif Budianto/Kontributor 02/08/2023 14:55 WIB

Minat investor berinvestasi di Jawa Barat dinilai masih tinggi. Hal ini tercermin dari realisasi investasi hingga semester I-2023 yang tembus Rp103 triliun.

Investasi di Jabar Masih Menggiurkan, Semester I-2023 Tembus Rp103 Triliun. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Minat investor berinvestasi di Jawa Barat dinilai masih cukup tinggi. Hal ini tercermin dari realisasi investasi hingga semester I-2023 yang tembus Rp103 triliun atau mencapai 55 persen dari target.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani mengatakan, realisasi investasi di Jawa Barat hingga semester 1, telah mencapai 55 persen atau Rp103 triliun dari target tahun ini sebesar Rp188 triliun.

"Sampai semester I-2023 sudah mencapai 55 persen dari target yang dicanangkan tahun ini sebesar Rp188 triliun," kata Nining dalam acara IWEB Diskusi Ekonomi (IDE) Vol 1 yang digelar Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) di Hotel Best Western, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Rabu (2/8/2023).

Menurut dia, tingginya investasi tersebut tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang memadai di Jabar. Sehingga, para investor memilih menanamkan modalnya di Jabar, meski upah pekerja sudah terbilang tinggi.

“Memang upah tinggi, tapi SDM di Jabar ini dalam segi produktivitasnya tinggi. Jadi kalau dibandingkan dengan daerah lain yang upahnya lebih rendah, investor masih lebih banyak memilih berinvestasi di sini (Jabar),” kata Nining. 

Dia memaparkan, Jawa Barat masih menggiurkan bagi para investor. Sebab, infrastrukturnya sangat mendukung. Pembangunan Tol Cisumdawu, salah satunya bisa berdampak pada investasi di Bandara Internasional Kertajati (BIJB).

“Pak Gubernur (Ridwan Kamil) door to door menawarkan investasi. Selain itu, di Jabar paling banyak trase jalan tol, kemudian didukung aksesibilitas yang memiliki kemantapan cukup tinggi, infrastruktur dasar penyediaan energi, (ketersediaan) bahan baku, dan air juga Jabar jadi salah satu lokasi yang paling banyak pilihannya,” jelasnya. 

Kemudian, dalam waktu dekat Pemprov Jabar juga akan menggelar kegiatan West Java Investment Summit (WJIS) 2023 di Kota Bandung. Event ini merupakan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia dan Pemrov Jabar. 

“Agenda yang kami fokuskan agar bisa planning project baik itu Pemerintah Daerah (Pemda) atau swasta. Di sana mereka mempresentasikan materi kepada para investor yang hadir,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat Cucu Sutara mengungkapkan, Jawa Barat sebagai juara investasi perlu dilakukan penetrasi agar dampaknya lebih terasa bagi masyarakat. 

“Diperlukan sinergi dan kolaborasi, baik itu antara pemerintah, pengusaha, dan lainnya. Dengan begitu, investasi yang masuk ke Jawa Barat bisa dirasakan oleh semua pihak,” kata Cucu. 

Cucu meminta agar pihaknya bisa digandeng dalam pembentukan kebijakan investasi. “Jumlah pengusaha masih di bawah 2 persen, ini belum terlalu berpengaruh terhadap daya saing. Silahkan pemerintah membuat  kebijakannya dan kami Kadin, mengimplementasikan,” jelasnya. 

Akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bayu Kharisma menuturkan, berdasarkan data Kementerian Investasi, realisasi investasi di luar Jawa pada triwulan I-2023 memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan Jawa, yaitu 52,6 persen dengan nilai sebesar Rp172,9 triliun. Hal itu karena program hilirisasi nikel di Sulawesi. 

Tingginya kontribusi luar Pulau Jawa terhadap total realisasi PMA dan PMDN pada triwulan I itu menunjukkan bahwa pemerintah tetap konsisten dalam menjalankan roda perekonomian Indonesia secara merata. 

“Secara total nilai investasi ke Jawa Barat memang juara dan tertinggi secara nasional, namun ada tantangan soal investasi PMA yang masuk ke Sulawesi Tengah itu tertinggi,” ujarnya.

Berdasarkan lokasi, lima provinsi di Indonesia dengan realisasi PMA terbesar pada triwulan I-2023 adalah Sulawesi Tengah sebesar Rp28,8 triliun. Jawa Barat menduduki posisi kedua dengan serapan investasi sebesar Rp28,1 triliun, dan disusul DKI Jakarta, Banten, dan Riau.

Terakhir, dia memaparkan, berdasarkan negara asal PMA, investasi Jawa Barat didominasi oleh investor asal Jepang dengan nilai investasi sebesar Rp8,37 triliun untuk 1.757 proyek, diikuti oleh China dengan nilai investasi sebesar Rp3,96 triliun untuk 306 proyek.

(YNA)

SHARE