ECONOMICS

Investasi di Riset Lemah, Penyebab RI Sulit Keluar dari Middle Income Trap?

Advenia Elisabeth/MPI 05/01/2023 16:57 WIB

Persentase investasi building dan constructions mencapai yang tertinggi yakni 83%.

Investasi di Riset Lemah, Penyebab RI Sulit Keluar dari Middle Income Trap? Foto: MNC Media.

IDXChannel - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menyoroti pertumbuhan Indonesia yang masih mengedepankan investasi fisik berupa pembangunan infrastruktur

Di sisi lain, investasi di bidang Research and Development (R&D) masih kurang maksimal.

Dia mengatakan, persentase investasi building dan constructions mencapai yang tertinggi yakni 83%. Sedangkan IT Capital hanya sebesar 1%, non IT capital sebesar 11%, dan transportasi sebesar 2%. 

"Investasi yang didengung-dengungkan itu sekedar bikin ibu kota, LRT, MRT, kereta cepat. Oke kita tidak menolak tetapi harus di iringi oleh suntikan 'otak' dalam bentuk IT Capital, Other non IT Capital dan R&D, bukan otot," uajr Faisal dalam diskusi Indef, Kamis (5/1/2022).

"R&D inilah yang menunjang untuk mendukung sustainability dari pertumbuhan itu kalau enggak ada R&D, ya susah" sambung dia.

Faisal menerangkan R&D di Indonesia adalah yang terlemah dari Global Knowladge Index (GKI). 

Ia menyebut, GKI Indonesia pada 2022 menduduki peringkat 81 dari 132 negara. Adapun komponen paling buruk, dia bilang di bidang research, development and innovation, dengan berada di posisi ranking 115. 

Menurut dia, jika R&D Indonesia buruk maka akan berdampak pada industri di dalam negeri yang tidak bisa berdaya saing. 

Ia menambahkan, Global Innovation Index Indonesia pada 2022 berada di angka 75 dari 132 negara. Faisal menuturkan posisi ini hanya lebih dari Kamboja Laos dan Myanmar 

"Itulah yang pada akhirnya bisa dipastikan Indonesia akan mengalami middle income trap tidak terhindarkan kalau business as usual masih dikerjakan terus seperti sekarang ini," tandas Faisal. (NIA)

SHARE