Investasi Terlalu Besar, MIND ID Lepas Mayoritas Saham di Konsorsium Baterai Listrik
Dirut MIND ID, Hendi Prio Santoso, mengatakan butuh investasi besar untuk mengembangkan industri hilir baterai kendaraan listrik.
IDXChannel - BUMN Holding Industri Pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID), melepas mayoritas saham dalam konsorsium baterai kendaraan listrik PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL) dan LG Energy Solution (LG). Padahal, konsorisum itu dibentuk untuk memasok industri hilir baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menjelaskan keputusan itu diambil karena investasi yang dikeluarkan dua konsorsium asal China dan Korea Selatan cukup besar. Investasi itu bakal digunakan untuk pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam atau smelter berteknologi RKEF dan HPAL.
Di sisi lain, dua konsorsium itu memiliki daya tawar yang relatif kuat dengan penguasaan teknologi dan pasar yang signifikan untuk industri baterai kendaraan listrik.
“Kami tentunya harus melakukan pertimbangan dengan merelakan kepemilikan mayoritas atas tahap-tahap berikutnya seperti HPAL, nickel sulphate, prekursor, katoda sampai sel baterai,” kata Hendi saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Walaupun sudah begitu, Hendi memastikan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) bakal tetap memegang saham mayoritas untuk sisi hulu tambang nikel dengan porsi mencapai 51 persen. “Di sisi hulu tambang, Antam akan jadi pengelola secara aktif terhadap kegiatan penambangan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan perseroannya masih melakukan negosiasi intensif dengan CBL dan LG terkait dengan porsi kepemilikan MIND ID di sisi hilir rantai pasok industri baterai kendaraan listrik domestik tersebut.
Kendati porsi kepemilikan MIND ID makin ciut untuk kegiatan hilir, Toto menerangkan, komitmen investasi yang sudah dibuat CBL dan LG bakal berdampak positif untuk pengembangan pasar dan teknologi baterai kendaraan listrik di dalam negeri. Dengan demikian, kesepakatan porsi pemegang saham itu turut mengamankan kepentingan nasional.
“Saat ini kepemilikan saham masih kita negosiasikan range-nya antara 30 persen sampai 40 persen,” tuturnya.
Sebelumnya, IBC yang merupakan anak perusahaan dari MIND ID, PLN, Pertamina, dan ANTAM, mengumumkan telah melakukan penandatanganan Framework Agreement bersama-sama ANTAM dan CBL untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi. ANTAM dan IBC juga menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution.
Perkiraan total nilai investasi dari kedua mitra ini mencapai sebesar US$15 Miliar atau setara dengan Rp215 Triliun. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyambut baik penandatanganan Framework Agreement ini.
"Ini merupakan langkah penting bagi Indonesia untuk menjadi salah satu pemain industri baterai terbesar di dunia,” kata Luhut pada pertengahan April lalu.
(FRI)