ECONOMICS

Ironi Bangsa Pemakan Tempe, RI Langganan Impor Kedelai AS

Maulina Ulfa - Riset 13/10/2023 17:37 WIB

Amerika Serikat (AS) tak hanya menjadi bangsa yang kaya akan teknologinya. Dari sisi pertanian, AS adalah bangsa penghasil komoditas kedelai.

Ironi Bangsa Pemakan Tempe, RI Langganan Impor Kedelai AS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Amerika Serikat (AS) tak hanya menjadi bangsa yang kaya akan teknologinya. Dari sisi pertanian, AS adalah bangsa penghasil komoditas kedelai.

Kedelai telah menjadi landasan pertanian negeri Paman Sam dan memberikan kontribusi sebesar USD124 miliar terhadap perekonomian AS pada 2022.

Hal ini diungkapkan sebuah studi yang dilakukan oleh National Oilseed Processors Association dan United Soybean Board dikutip CNBC Internasional, Kamis (12/10/2023).

“Kontribusi kedelai terhadap perekonomian AS terus meningkat dari waktu ke waktu,” kata Himanshu Gupta, CEO dan salah satu pendiri ClimateAI.

Kedelai merupakan sumber bahan baku banyak jenis makanan, bahan bakar, dan pakan ternak di seluruh dunia. Kedelai juga memiliki pasar ekspor yang menjanjikan, termasuk Indonesia.

Pergolakan Harga Kedelai Dunia

Pasar kedelai global meledak dalam beberapa tahun terakhir dengan AS sebagai negara produsen utama.

Harga kedelai berjangka pada peerdagangan Jumat (13/10) rebound dan diperdagangkan di kisaran USD12,9 per gantang, setelah USDA menurunkan perkiraan panen kedelai karena cuaca panas dan kering akibat El Nino. (Lihat grafik di bawah ini.)

Berdasarkan data Trading Economics, panen kedelai AS diproyeksikan mencapai 4,104 miliar gantang dengan hasil rata-rata 49,6 gantang per hektar, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,146 miliar gantang dan 50,1 gantang per hektar.

Sebelumnya, harga kedelai mencapai titik terendah dalam 4 bulan di level USD12,5 per gantang seiring dengan berlangsungnya panen kedelai di AS sehingga menambah pasokan berlebih setelah pasokan dari Brasil.

Brasil juga dilaporkan mengalami panen kedelai terbesar yang pernah ada. Pemerintah negeri Samba juga memperkirakan lebih banyak lagi kedelai pada musim 2023-2024, dengan peningkatan 4,8 persen dari tahun ke tahun, mencapai 162 juta metrik ton.

Menurut Departemen Pertanian AS, di awal 2000-an, AS hanya menghasilkan sekitar USD9 miliar dari seluruh ekspor tanaman biji-bijian. Namun, pada 2021, dari ekspor kedelai saja, AS meraup pendapatan negara mencapai USD26,4 miliar.

China menjadi importir kedelai terbesar di dunia, menyumbang sekitar 60 persen dari total perdagangan kedelai. Menurut data USDA, sekitar setengah nilai ekspor kedelai AS ditujukan ke China.

Hubungan dagang ini berubah menjadi buruk pada tahun 2018 ketika AS terlibat perselisihan tarif dengan China dan kedelai adalah kunci dalam perselisihan tersebut.

China kini disebut akan beralih ke Brasil untuk membeli kedelai, dan kini negara Amerika Selatan tersebut juga bertransformasi menjadi produsen dan pengekspor kedelai utama dunia.

“Selama 30 atau 40 tahun, [Brasil] secara dramatis meningkatkan areal dan produksi kedelai,” ungkap Joe Janzen, asisten profesor di Universitas Illinois, dikutip CNBC Internasional, Kamis (12/10).

Menurut Janzen, Brasil adalah negara yang relatif berbiaya rendah untuk memproduksi jagung dan kedelai.

“Pasar ekspor sangat kompetitif dan kami harus bersaing secara biaya dengan Brasil dan Argentina jika kami ingin merebut pangsa pasar,” kata Janzen.

Persaingan internasional yang memanas juga telah mendorong pasar Amerika untuk mengeksplorasi penggunaan alternatif kedelai, termasuk untuk biofuel, solar terbarukan, dan bioplastik.

RI Langganan Impor Kedelai AS

Sebagai bangsa pemakan tempe, RI jadi langganan impor kedelai sudah sejak lama.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mengimpor kedelai pada 2022 mencapai USD1,63 miliar. Angka ini naik 9,45 persen dari tahun sebelumnya sebesar USD1,48 miliar.

Meski nilainya naik, namun volume impor kedelai Indonesia justru menurun pada 2022 yaitu sebanyak 2,32 juta ton. Volume ini turun 6,45 persen dari 2021 yang sebanyak 2,48 juta ton. (Lihat grafik di bawah ini.)

Indonesia paling banyak mengimpor kedelai dari AS dengan volume 1,92 juta ton, setara 82,75 persen dari total impor kedelai nasional. Tercatat, nilai impor kedelai dari AS sebesar USD1,36 miliar atau setara 83,95% dari total nilai impor kedelai Indonesia pada 2022.

Posisinya diikuti oleh Kanada, Argentina, Brasil, dan Malaysia dengan nilai impor kedelai Indonesia masing-masing USD186,66 juta, USD42,98 juta, USD26,76 juta, dan USD2,73 juta.

Begitu pula dengan volume impornya, Kanada, Argentina, Brasil, dan Malaysia masing-masing menyumbang impor kedelai 287,99 ribu ton, 60,82 ribu ton, 41,73 ribu ton, dan 5,2 ribu ton.

Dari segi produktivitas, produksi kedelai lokal pada 2022 hanya mencapai 42 persen atau 300 ribu ton dari total target 710 ribu ton. Tahun ini, pemerintah menargetkan produksi kedelai hanya sebesar 590 ribu ton.

Sementara total kebutuhan tahunan kedelai mencapai 2,9 juta ton sepanjang 2022, dengan mayoritas dipenuhi dari impor sebanyak 2,5 juta ton.

Untuk itu pemerintah akan menambah lahan penanaman kedelai mencapai 368 ribu hektar di 2023, supaya ada tambahan kenaikan produksi sekitar 213 ribu ton. (ADF)

SHARE