ECONOMICS

Jabar Bidik Investasi Rp188 T di 2023, Yakin Masih Memikat bagi Investor

Arif Budianto/Kontributor 28/02/2023 13:14 WIB

Provinsi Jawa Barat menargetkan pencapaian investasi sebesar Rp188 triliun hingga akhir 2023.

Jabar Bidik Investasi Rp188 T di 2023, Yakin Masih Memikat bagi Investor. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Provinsi Jawa Barat menargetkan pencapaian investasi sebesar Rp188 triliun hingga akhir 2023. Target tersebut optimistis mengandalkan sejumlah kelebihan infrastruktur dan perizinan. 

Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat Nining Yulistiani mengatakan, dari target tersebut, ada lima kota yang diunggulkan yang diharapkan berkontribusi besar terhadap pencapaian investasi di Jawa Barat. Kelimanya adalah Bekasi, Bogor, Karawang, Purwakarta, dan Bandung. 

"Di Bekasi kami berharap bisa menyerap investasi Rp50 triliun, Bogor Rp16 triliun, Karawang Rp40 triliun. Kami minta dukungan agar tercapai target yang diharapkan ini," jelas Nining pada acara Forum Investasi Jawa Barat di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa (28/2/2023). 

Menurut dia, selama enam tahun berturut-turut investasi di Jawa Barat menduduki peringkat tertinggi di Indonesia. Pada 2022 lalu, realisasi investasi di Jabar mencapai Rp174 triliun. Lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. 

Selain penanam modal dalam negeri, Jawa Barat juga terus menggenjot masuknya investor asing. Saat ini, negara dengan investasi terbesar di Jabar adalah China, Jepang, dan Singapura.

Kendati begitu, Nining menyadari banyak daerah lain yang saat ini gencar menarik investor. Namun, dia optimistis Jawa Barat mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya.

"Kami terus membuka saluran komunikasi dengan semua pihak, sehingga bisa meningkatkan pelayanan. Pengusaha bisa menyampaikan apa kekurangan kita. Intinya kita harus saling bersinergi. Kami juga genjot terus aksesibilitas seperti tol, agar memudahkan investor melakukan mobilitas," imbuh dia. 

Sementara itu, Kepala Deputi Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Pramono mengatakan, kendati Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang kian sulit, tapi ekonomi masih tumbuh. Stabilitas makro ekonomi cukup bagus. Nilai tukar Rupiah juga baik dibanding negara lain. 

"Kalau itu inflasi memang enggak mungkin enggak naik. Karena kita ekonomi terbuka. Kita terpengaruh oleh kondisi ekonomi luar negeri," jelas dia. 

Namun pihaknya terus berusaha menekan laju inflasi agar terjaga. Inflasi ini akan memberi perspektif positif para investor berinvestasi di Jawa Barat. 

"Strateginya, kita harus lihat kepentingan investor. Misalnya tahun kemarin kita ambil tema soal ketahanan pangan, ini akan memberi optimistisme bagi investor bahwa inflasi akan dijaga," imbuh dia.

(YNA)

SHARE