ECONOMICS

Jadi Produsen Tembakau Terbesar, Begini Tantangan DJBC Jawa Timur

Atikah Umiyani/MPI 13/09/2023 10:22 WIB

Beberapa daerah lain yang juga merupakan produsen tembakau Nusantara, diantaranya, adalah Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan (Soppeng).

Jadi Produsen Tembakau Terbesar, Begini Tantangan DJBC Jawa Timur (foto: MNC Media)

IDXChannel - Posisi Jawa Timur sebagai produsen tembakau terbesar di Indonesia menghadirkan tantangan tersendiri bagi Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) di kawasan tersebut.

Menurut Kepala Kanwil DJBC Jatim I, Untung Basuki, aspek pengawasan menjadi salah satu faktor utama yang terus berupaya dikedepankan oleh pihaknya.

"Karena Jatim kan penghasil tembakau dan produk-produk hasil tembakau terbesar di Indonesia, sehingga pengawasan kepabeanan merupakan hal yang sangat penting untuk senantiasa kami lakukan," ujar Untung, Selasa (12/9/2023).

Tak hanya itu, menurut Untung, pengelolaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil tembakau (DBH CHT) yang ada di wilayah Jawa Timur juga menjadi salah satu tugas dan fokus utama yang harus terus dimonitor dan diawasi setiap saat.

"Jatim menjadi provinsi penghasil tembakau terbesar di Indonesia, sehingga otomatis Dana Bagi Hasil Cukai hasil tembakau (DBH CHT)-nya juga menjadi yang paling besar di Indonesia," tutur Untung.

Untung menjelaskan, meski ada daerah lainnya di Tanah Air yang juga menjadi daerah penghasil tembakau, namun Jawa Timur masih menempati posisi teratas sebagai penghasil tembakau terbesar di Tanah Air.

Beberapa daerah lain yang juga merupakan produsen tembakau Nusantara, diantaranya, adalah Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan (Soppeng).

Sehingga, aspek pengawasan pun disebut Untung juga menjadi salah satu fokus utama Ditjen Bea Cukai Jatim, guna mengakomodir pengelolaan penerimaan cukai yang salah satu kontribusi terbesarnya berasal dari komoditas tembakau tersebut.

"Karena Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah adalah daerah produksi hasil tembakau terbesar di Indonesia, maka dari sisi penerimaan cukainya pun juga begitu besar," ungkap Untung.

Selain itu, lanjut Untung, aspek lain yang juga menjadi tugas utama di sisi pengawasan bagi pihaknya, adalah karena adanya sejumlah titik penerimaan cukai lainnya di wilayah Jawa Timur. 
Misalnya seperti Pelabuhan Tanjung Perak, Bandara Juanda, dan Bandara Internasional Dhoho di Kediri. Karenanya, pengawasan akan tetap dilakukan bersama-sama, terutama dari sisi pelabuhan yakni di Pelabuhan Tanjung Perak, sebagai pelabuhan terbesar setelah Tanjung Priok.

"Di sisi lain, Bandara Juanda juga sudah beroperasi penuh setelah Pandemi COVID-19, dan ke depannya yang kita harapkan juga segera beroperasi adalah Bandara Dhoho di Kediri, yang sudah tinggal diresmikan," tegas Untung. (TSA)

SHARE