ECONOMICS

Jadi Simbol Dukungan Palestina, Semangka Paling Banyak Diproduksi di China

Maulina Ulfa - Riset 03/11/2023 12:20 WIB

Media sosial diramaikan dengan aksi mengunggah foto dan emoji semangka sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina yang tengah digempur Israel.

Jadi Simbol Dukungan Palestina, Semangka Paling Banyak Diproduksi di China. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Media sosial diramaikan dengan aksi mengunggah foto dan emoji semangka sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina yang tengah digempur Israel.

Emoji semangka muncul di postingan media sosial setelah perang Israel-Hamas yang dimulai dengan serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu menyebabkan ribuan nyawa melayang baik dari pihak Israel maupun Palestina.

Mengutip Al Jazeera, Senin (30/10/2023), lebih dari 8.000 warga Palestina telah tewas di Gaza akibat serangan Israel sejak 7 Oktober, termasuk sekitar 4.000 anak-anak dan hampir 2.000 di antaranya wanita.

Semangka saat ini merupakan buah paling ikonik yang mewakili Palestina mengingat buat ini tumbuh di seluruh Palestina.

Dari wilayah Jenin hingga Gaza, buah ini memiliki warna yang sama dengan bendera Palestina yang berisi elemen warna merah, hijau, putih dan hitam, sehingga sesuai digunakan untuk memprotes penindasan Israel terhadap bendera dan identitas Palestina.

Meski demikian, produksi semangka dunia saat ini bukan dipimpin oleh Palestina.

Mengutip data Atlas Big, China adalah negara produsen terbesar buah berbiji hitam dan berwarna merah ini yang mencapai 79 juta ton per tahunnya. China juga memiliki lahan tanam semangka terluas mencapai 1,89 juta hektare (Ha). (Lihat grafik di bawah ini.)

Sementara, produksi semangka dari wilayah Palestina mencapai 12.990 ton per tahun dengan lahan produksi mencapai 191 Ha.

Sejarah Simbol Semangka Palestina

Mengutip Time, penggunaan semangka sebagai simbol Palestina bukanlah hal baru. Simbol ini pertama kali muncul setelah Perang Enam Hari pada 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza, dan mencaplok Yerusalem Timur.

Pada saat itu, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai pelanggaran pidana di Gaza dan Tepi Barat.

Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka karena, ketika dibelah, buah tersebut memiliki warna nasional bendera Palestina yang terdiri dari unsur merah, hitam, putih, dan hijau.

Pemerintah Israel tidak hanya menindak tegas bendera tersebut. Seniman Sliman Mansour mengatakan kepada The National pada 2021, pejabat Israel pada 1980 menutup pameran di 79 Galeri di Ramallah yang menampilkan karyanya dan karya lainnya, termasuk Nabil Anani dan Issam Badrl.

Israel kemudian mencabut larangan penggunaan bendera Palestina pada 1993, sebagai bagian dari Perjanjian Oslo, yang mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina.

Ini juga merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Bendera tersebut dianggap mewakili Otoritas Palestina yang akan mengelola Gaza dan Tepi Barat.

Pada tahun 2007, tepat setelah Intifada Kedua, seniman Khaled Hourani menciptakan Kisah Semangka untuk sebuah buku berjudul Atlas Subjektif Palestina.

Sebagai informasi, Intifada Kedua adalah pemberontakan besar Palestina di wilayah yang diduduki Israel. Pemicu utamanya adalah kegagalan KTT Camp David yang hampir menyukseskan proses perdamaian Israel-Palestina pada Juli 2000.

Penggunaan semangka sebagai simbol kebebasan Palestina muncul kembali pada 2021, menyusul keputusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk dijadikan tempat bagi pemukim.

Pada awal tahun ini, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memberi polisi Israel wewenang untuk menyita bendera Palestina.

Hal ini kemudian diikuti dengan pemungutan suara pada Juni mengenai rancangan undang-undang yang melarang orang mengibarkan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, termasuk universitas.

Pada Juni, Zazim, sebuah organisasi komunitas Arab-Israel, meluncurkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera. Gambar semangka terpampang di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, dengan teks bertuliskan, “Ini bukan bendera Palestina.”

“Pesan kami kepada pemerintah jelas. Kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti memperjuangkan kebebasan berekspresi dan demokrasi,” kata direktur Zazim, Raluca Ganea. (ADF)

SHARE