ECONOMICS

Jakpro Luncurkan Program Substitusi Sampah Jadi Duit

Iqbal Dwi Purnama 10/08/2023 17:34 WIB

Jakpro meluncurkan program creating shared value (CSV) berkolaborasi dengan Plastic Pay untuk melakukan pengelolaan sampah di ruang publik.

Jakpro Luncurkan Program Substitusi Sampah Jadi Duit. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Perseroda meluncurkan program creating shared value (CSV) berkolaborasi dengan Plastic Pay untuk melakukan pengelolaan sampah di ruang publik. Salah satunya dengan menerapkan penggunaan mesin Reverse Vending Machine (RVM). 

Jakpro menginisiasi acara di Taman Ismail Marzuki bertemakan tentang Jaga Bumi Kita Bringing Happiness with Young Generation. 

Rangkaian acara ini diinisiasi sebagai bentuk Launching Program CSV ESR PT Jakpro dengan adanya peletakan Reverse Vending Machine (RVM), yaitu mesin pengolahan sampah botol plastic.

Melalui program kolaborasi ini, Jakpro mengajak dan mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah berkelanjutan sekaligus mengubah perilaku masyarakat untuk bertanggung jawab memilah sampah botol plastik PET ke RVM yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki. 

Melalui RVM ini semua masyarakat bisa ikut menjaga lingkungan dengan menabung botol plastik. Nantinya masyarakat bisa menyetorkan sampah berupa botol plastik untuk dimasukan dalam mesin RVM. 

Setiap botol akan dihargai 56 poin, yang akan masuk melalui aplikasi yang terintegrasi dengan mesin tersebut. Kemudian setelah poin itu terkumpul banyak, maka bisa dicairkan dalam bentuk uang digital, dengan perhitungan 1 poin, setara Rp1.

“Setiap orang yang memasukkan botolnya akan mendapatkan poin di aplikasi Plastic Pay. Kemudian bisa dikumpulkan dan bisa ditukarkan dengan uang digital," ujar Hifdzi Mujtahid selaku AVP Environmental & Social Responsibility PT Jakpro dalam di TIM, Kamis (10/8/2023).

Program ini juga mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Nomor 12, 13 dan 14 tentang Lingkungan dan Penggunaan Plastik. Sekaligus dalam rangka memperingati Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh pada tanggal 10 Agustus 2023.

“Permasalahan sampah plastik sangat mendesak dan menjadi concern kita semua. Krisis iklim adalah salah satu dampak dari penggunaan berlebih plastik sekali pakai,” lanjutnya.

Hifdzi berharap, gagasan ini bisa berdampak lebih luas untuk kedepannya. Sehingga pengelolaan sampah yang berkelanjutan bisa secara estafet dilakukan oleh masyarakat dan komunitas sekaligus memenuhi target pemerintah mencapai nol emisi karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

(SLF)

SHARE