ECONOMICS

Jawab Keluhan Jokowi Soal Impor Alkes, Ini Respon Kadin Indonesia

Taufan Sukma/IDX Channel 08/04/2022 16:18 WIB

Ketimbang saling menyalahkan, Indonesia disarankan mulai menimba pengalaman dari negara-negara lain yang sudah lebih dulu punya kemandirian alat kesehatan.

Jawab Keluhan Jokowi Soal Impor Alkes, Ini Respon Kadin Indonesia (foto: MNC Media)

IDXChannel - Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu secara lugas menyampaikan keluhannya atas praktik impor sejumlah alat kesehatan yang masih saja terjadi meski produk tersebut telah mampu diproduksi di dalam negeri.

Presiden pun menegur Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, untuk segera menertibkan rumah sakit-rumah dan seluruh ekosistem kesehatan nasional yang lebih memilih produk impor meski produk dalam negeri telah tersedia.

"Tempat-tempat tidur untuk rumah sakit. Produksi saya lihat di Yogya, ada. Bekasi, Tangerang, ada. Ini RS daerah, (masih) impor. Kemenkes, impor. Mau Saya umumkan (daftar importirnya), kalau Saya jengkel. Saya bacakan nanti," ujar Presiden Jokowi, di Bali, Jumat (25/3/2022).

Mencoba merespon keluhan tersebut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berinisiatif menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengurai poin-poin mendasar yang menjadi alasan mengapa impor alat kesehatan masih marak terjadi.

Dalam opening speech yang disampaikan, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Kesehatan, Charles Honoris, menyampaikan bahwa keluhan yang disampaikan Presiden Jokowi merupakan fakta yang membuktikan bahwa masih ada suatu hal yang belum tepat dalam strategi dan pelaksanaan kemandirian alat kesehatan di Indonesia.

"Fakta ini perlu disadari betul oleh seluruh pemangku kebijakan, untuk kemudian menjadi pemicu kita semua dalam mencari tahu penyebabnya," ujar Charles, Jumat (8/4/2022).

Salah satu sengkarut permasalahan yang kerap terjadi di lapangan, Charles mencontohkan, di satu sisi produk domestik tersedia namun justru pemerintah yang dianggap tidak memiliki niatan untuk membelinya. Selain itu, bukannya mengurai permasalahan, seringkali yang terjadi justru saling menyalahkan, mengumbar opini yang sifatnya 'framing' dan menyudutkan pelaku industri alat kesehatan nasional.

"Upaya-upaya framing, sikap playing fictim, menyalahkan importir, mafia alkes dan sebagainya ini haus kita tinggalkan, karena akan mengaburkan pandangan dan menjauhkan kita dari akar masalah yang sebenarnya, sehingga kita terus terjebak dalam retorika dan saling menyalahkan<' tutur Charles.

Ketimbang saling menyalahkan pihak lain, Charles justru menyarankan agar Indonesia mulai menimba pengalaman dari negara-negara lain yang sudah lebih dulu punya kemandirian alat kesehatan, seperti China, Taiwan, dan Korea Selatan. Negara-negara tersebut menerapkan dua strategi umum, yaitu pembukaan jalur pemasaran dan pembentukan ekosistem alkes.

"Negara-negara tersebut memulai kemandirian dengan memiliki komitmen yang kuat untuk membeli alat kesehatan dalam negeri sebanyak mungkin dan tetap memperhatikan unsur keamanan, kualitas dan ketersediaan. Dengan terbukanya jalur pemasaran, maka ekosistem alat kesehatan nasional akan terbentuk," tegas pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Kesehatan DPR RI ini. (TSA)

SHARE