ECONOMICS

Jelang Pengumuman BPS, Ekonomi Proyeksi Neraca Dagang RI Masih Surplus

Advenia Elisabeth/MPI 16/01/2023 09:42 WIB

Ekonom Indef memproyeksikan neraca perdagangan masih surplus pada Desember 2022, meskipun nilainya menyusut jadi USD4,28 miliar.

Jelang Pengumuman BPS, Ekonomi Proyeksi Neraca Dagang RI Masih Surplus. (Foto: MNC Media)

IDXChannel -  Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan capaian neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2022 pada Senin (16/1/2023). Sebelum itu, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memproyeksikan neraca perdagangan masih surplus

Dia memprediksi nilai surplus neraca perdagangan menyusut jika dibandingkan dengan surplus yang terjadi pada November 2022.

"Neraca dagang pada Desember 2022 akan surplus di kisaran USD 4,28 miliar atau lebih rendah dibandingkan posisi pada November 2022 yang mencapai USD 5,16 miliar," jelasnya kepada MNC Portal Indonesia, Senin (16/1/2023).

Yusuf menjelaskan penurunan disebabkan adanya penyesuaian dari harga komoditas dan permintaan global yang ternyata tidak lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. 

Berapa harga komoditas yang mengalami penyesuaian di antaranya harga CPO dan juga batu bara. Selain, itu China sebagai negara tujuan utama ekspor juga tengah dihadapi pada gelombang baru penyebaran Covid-19.

Secara lebih detail, Yusuf memperkirakan nilai ekspor akan mengalami kontraksi sebesar 0,46% secara bulanan namun kalau dihitung secara tahunan ekspor masih dapat tumbuh di kisaran 7,4%. 

Sementara untuk impor secara tahunan mengalami kontraksi 7,61% namun secara bulanan masih dapat tumbuh di kisaran 4 persen.

"Dengan konfigurasi di atas, neraca perdagangan di sepanjang tahun 2022 diperkirakan akan berada di kisaran USD 54,8 miliar," ujarnya. 

Menurut Yusuf, angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan angka neraca perdagangan kumulatif Januari sampai dengan November yang berada di kisaran USD 50,5 miliar. Adapun, angka neraca perdagangan sepanjang 2021 yang berada di kisaran angka USD 35,3 miliar.

(FRI)

SHARE