Jelang Rilis Data, Inflasi AS Juni Diramal Melambat Jadi 3,1 Persen
Tingkat inflasi tahunan di AS diramalkan akan melambat menjadi 3,1 persen pada Juni 2023.
IDXChannel - Tingkat inflasi tahunan di AS diramalkan akan melambat menjadi 3,1 persen pada Juni 2023. Sebelumnya, tingkat inflasi AS berada di level 4 persen.
Proyeksi ini akan menandai penurunan selama 12 bulan berturut-turut dan pembacaan terendah sejak Maret 2021.
Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) AS akan merilis data inflasi (CPI) teranyar pada Rabu malam waktu Indonesia.
Perlambatan ini sebagian disebabkan oleh efek dasar yang tinggi dari tahun lalu ketika lonjakan dalam harga energi dan makanan mendorong tingkat inflasi umum ke tingkat tertinggi tahun 1981 sebesar 9,1 persen.
Selain itu, inflasi sewa cenderung melambat sementara harga mobil bekas diperkirakan akan turun.
Pada basis bulanan, inflasi Juni diproyeksikan naik 0,3 persen, jauh lebih tinggi dari kenaikan 0,1 pada Mei.
Sementara itu, inflasi inti diperkirakan turun menjadi 5 persen, terendah sejak November 2021, dari sebelumnya 5,3 persen pada Mei. Tingkat inflasi bulanan diproyeksikan turun menjadi 0,3 persen dari sebelumnya 0,4 persen.
Sementara penurunan inflasi inti AS dapat memperkuat langkah pelonggaran kebijakan The Fed untuk mempertimbangkan jeda suku bunga.
Namun, jika inflasi membandel, kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin terjadi dengan kenaikan 25 basis poin (bps) dengan kemungkinan 88 persen berdasarkan perkiraan pasar.
Adapun merespon jelang rilis data inflasi AS, saham Eropa naik untuk sesi ketiga berturut-turut pada pembukaan perdagangan Rabu (12/7/2023).
Indeks, DAX Jerman menguat 0,2 persen sementara indeks FTSE 100 London naik 0,26 persen pada pukul 14.37 WIB.
Menurut Trading Economics, ini karena investor sangat menantikan rilis laporan inflasi AS.
Dalam hal berita perusahaan, bank top Norwegia DNB mengumumkan pendapatan triwulanan yang melebihi ekspektasi.
Sementara itu, perusahaan pertahanan Thales memulai diskusi untuk mengakuisisi Cobham Aerospace Communications, pemasok sistem avionik udara Prancis, dengan nilai yang cukup besar senilai USD1,1 miliar.
Selain itu, melansir Reuters, AXA sedang mempertimbangkan untuk mendivestasi bisnis reasuransi propertinya sebagai langkah strategis untuk mengurangi paparan terhadap potensi bencana.
Sementara sebagian besar bursa Asia juga terpantau menghijau dengan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,95 persen, Strait Times naik 0,38 persen. Adapun IHSG naik 0,02 persen. Indeks KOSPI di Korea Selatan juga naik 0,48 persen per pukul 14.40 WIB.
Adapun indeks Nikkei 225 Jepang memerah dengan penurunan 0,81 persen dan indeks Shanghai Composite turun 0,78 persen. (ADF)