ECONOMICS

Jepang Bersiap Sambut Kedatangan Turis Asing di Tengah Pelemahan Yen

Tim IDXChannel 10/10/2022 18:10 WIB

Jepang berharap kedatangan turis asing dari kebijakan pembukaan perbatasan. Hal itu sejalan dengan pelemahan yen yang menyebabkan harga barang lebih murah.

Jepang Bersiap Sambut Kedatangan Turis Asing di Tengah Pelemahan Yen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pembukaan perbatasan oleh Pemerintah Jepang diproyeksi mendorong kedatangan turis asing. Hal itu sejalan dengan pelemahan yen yang menyebabkan harga barang di negara tersebut lebih murah.

Pemerintah Jepang pun berharap kondisi tersebut bakal meningkatkan minat wisatawan asing mendatangi toko yang terletak di distrik Akihabara, Tokyo, untuk membeli souvenir seperti katana, hingga mainan kucing kepala goyang.

Dilansir dari AP News pada Senin (10/10/2022), wisatawan asing diperbolehkan mengunjungi Jepang tanpa visa mulai hari Selasa (11/10). Pemilik toko elektronik, maskapai penerbangan, dan pengelola tempat wisata memiliki harapan besar untuk kebangkitan bisnis mereka.

Jepang menutup perbatasannya untuk sebagian besar turis asing sepanjang tahun 2020 hingga awal 2022. Saat itu hanya paket tur yang diizinkan.

Sementara itu, yen telah melemah tajam terhadap dolar, hal ini diperkirakan akan meningkatkan daya beli yang jauh lebih besar dan menjadikan Jepang surga bagi pemburu barang murah.

Kondisi tersebut pun membuat Kepala Eksekutif Akky International Hideyuki Abe semringah. Maklum saja, dia sempat mempekerjakan sekitar 50 orang namun terpaksa melakukan PHK setelah pandemi melanda pada 2020.

Selain itu, beberapa toko di distrik Akihabara telah tutup sejak saat itu, tetapi dia tetap bertahan dan menunggu hingga turis asing diizinkan masuk.

"Bertahan (dari kebangkrutan) adalah satu-satunya kekuatan. Sekarang, saya agak khawatir tentang kekurangan pekerja,” kata Abe.

Toko ritel di Akihabara dan bisnis lain di Jepang yang sangat bergantung pada pengunjung dari seluruh penjuru telah mengalami beberapa tahun yang sulit. Jaringan ritel besar Laox menutup tokonya di Akihabara, hanya menyisakan gerai di Bandara Narita dan di ibu kota kuno Kyoto yang tetap buka.

Kota Nara, yang terkenal dengan kuil-kuil dan pabrik sakenya, akan mendapat pemasukan besar dengan kembalinya wisatawan dari bagian lain Jepang bersama dengan turis asing. Katsunori Tsuji dari divisi promosi pariwisata Prefektur Nara mengatakan wisata pedesaan dengan rusa yang berkeliaran bebas di taman dan gugurnya dedaunan merupakan tujuan yang direkomendasikan bagi orang-orang yang khawatir tentang risiko mengunjungi tempat ramai.

"Ada aspek kehidupan yang terus dilestarikan orang-orang Jepang yang tinggal di Nara benar-benar dapat Anda rasakan dan nikmati, elemen spiritual itu (ketenangan)," katanya.

Sekitar 10 tahun yang lalu ada sekelompok turis Cina yang datang beramai-ramai untuk memborong merek-merek mewah dari Eropa, bahkan toilet duduk berteknologi tinggi. Peristiwa pembelian mereka dikenal sebagai "baku-gai" yaitu gabungan kata-kata Jepang untuk "bahan peledak" dan "pembelian.”

Pada tahun 2019, Jepang kedatangan sekitar 32 juta wisatawan asing. Sektor perjalanan dan pariwisata kemudian berkontribusi lebih dari 7% terhadap pendapatan negara Jepang, demikian menurut World Travel & Tourism Council.

Seperti yang telah diharapkan, maskapai utama Jepang All Nippon Airways dan Japan Airlines meningkatkan penerbangan sebagai tanggapan atas peningkatan permintaan turis asing. Keduanya telah mengurangi penerbangan secara drstis selama pandemi Covid-19.

"Dampak pengunjung yang masuk terhadap ekonomi Jepang dikatakan sekitar 5 triliun yen (USD 35 miliar), jadi kami memiliki harapan besar dalam hal ini (turis asing)," kata Kepala Eksekutif ANA Shinichi Inoue baru-baru ini kepada wartawan.

Penerbangan pada bulan-bulan mendatang mulai mencakup rute ke dan dari tempat-tempat seperti Honolulu, Frankfurt, New York, Seoul, dan Paris. Mereka dimaksudkan untuk menarik tidak hanya bagi turis yang masuk tetapi juga untuk orang Jepang merencanakan liburan impian selama liburan Natal dan Tahun Baru.

Untuk melayani pembeli dari berbagai negara, termasuk tempat-tempat seperti Vietnam, Eropa, dan Amerika, staf di tiga toko Abe mampu untuk berbicara lebih dari selusin bahasa.

Abe telah melewati berbagai krisis, termasuk bencana nuklir di Fukushima pada Maret 2011 dan pada saat yen lebih kuat terhadap dolar, menjadikan Jepang tujuan yang sangat mahal.

Pada 2011, USD 1 seharga 80 yen. Tahun lalu, dolar seharga 111 yen. Sekarang, harganya menyentuh nilai tertinggi dalam tiga dekade terakhir sekitar 145 yen, dan pembatasan pandemi memudar menjadikan Jepang sebagai destinasi wisata.

“Ini adalah kesempatan sempurna,” tutur Abe.

(FRI/ Ahmad Fajar)

SHARE