Jepang Siapkan Dana Rp102 Triliun untuk Redam Dampak Tarif AS
Pemerintah Jepang berencana mengalokasikan dana sebesar Rp102 triliun dari anggaran negara untuk mengurangi dampak tarif impor yang diterapkan AS.
IDXChannel – Pemerintah Jepang berencana mengalokasikan dana sebesar 900 miliar yen (setara Rp102 triliun) dari anggaran negara untuk mengurangi dampak tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat (AS). Hal itu terungkap lewat laporan Kyodo News pada Senin (26/5/2025).
Kebijakan ini diambil untuk melindungi perekonomian Jepang dari potensi perlambatan konsumsi akibat kebijakan tarif AS. Dana tersebut akan digunakan untuk menekan kenaikan harga listrik dan gas serta mendukung usaha kecil dan menengah (UKM).
Dari total alokasi, 600 miliar yen dialokasikan untuk subsidi harga listrik dan gas, sementara 300 miliar yen sisanya akan disalurkan untuk membantu pelaku usaha. Selain itu, pemerintah daerah dan sektor swasta akan berkontribusi, sehingga total dana mencapai 2,8 triliun yen (sekitar Rp318 triliun).
Keputusan penganggaran tahap pertama sebesar 388,1 miliar yen akan dibahas dalam rapat pemerintah pada Selasa (27/5/2025). Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi Jepang di tengah tekanan perdagangan global.
Pada 2 April 2025, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif timbal balik sebesar 10 persen untuk impor dari berbagai negara, dengan tarif lebih tinggi untuk 57 negara berdasarkan defisit perdagangan AS.
Jepang sendiri dikenakan tarif 24 persen sebelum tarif dasar 10 persen diberlakukan untuk 75 negara selama 90 hari mulai 9 April 2025, kecuali China, sambil membuka ruang negosiasi.
Tokyo berulang kali menyuarakan kekhawatiran bahwa kebijakan tarif AS berpotensi melanggar perjanjian bilateral dan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), sembari mendorong perundingan untuk menyelesaikan sengketa.
Pembicaraan telah digelar pada 17 April dan 1 Mei 2025, melibatkan Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, Perwakilan Dagang Jamieson Greer, dan Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang Ryosei Akazawa.
“Kami berharap putaran baru perundingan perdagangan tingkat menteri Jepang-AS dapat berlangsung pada paruh kedua Mei, dan Tokyo optimistis mencapai kesepakatan di tingkat pimpinan pada Juni,” ujar Akazawa pada 2 Mei lalu.
(Ahmad Islamy Jamil)