Jika Pertalite Naik, Inflasi RI Bisa Tembus 6,5 Persen
Kenaikan harga minyak mentah dunia yang sempat menembus angka di atas USD100 dianggap telah memberikan beban berat terhadap APBN.
IDXChannel - Kenaikan harga minyak mentah dunia yang sempat menembus angka di atas USD100 dianggap telah memberikan beban berat terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Alhasil, bahan bakar minyak (BBM) yang menjadi penerima subsisi terbesar digadang-gadang untuk dapat dikurangi nilainya.
Sinyal ini dikemukakan langsung oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia. Meski saat ini harga minyak WTI sudah turun menjadi USD88,89 per barel, sedangkan APBN menetapkan harga di USD63 per barel.
Di satu sisi Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar) memastikan tak ada lagi tambahan alokasi dana subsidi untuk kebutuhan energi, pemerintah terpaksa harus mengurangi porsi subsidi pada BBM penugasan pemerintah jenis Pertalite.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bima Yudhistira mengatakan jika pemerintah menaikkan harga BBM maka otomatis inflasi bakal langsung merangkak naik. Bahkan bisa menjadi kenaikan yang tertinggi sejak September 2015.
"Jika kenaikan harga pertalite dari 7650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, diperkirakan inflasi tahun ini tembus 6-6,5% year on year. Dikhawatirkan menjadi inflasi yang tertinggi sejak September 2015," ujar Bhima kepada MNC Portal, Selasa (15/8/2022).
Bhima mejelaskan memang saat ini harga minyak dunia tengah turun, dari harga tertingginya sempat tembus USD100 perbarel, kini sudah dibawah USD100 per barel, penurunan itu menurutnya karena faktor resesi global yang membuat permintaan turun.
"Iya mulai turun tapi untuk sentuh asumsi USD63 per barel nampaknya butuh waktu," kata Bhima.
Sebelumnya, menurut Bahlil jika harga minyak saat ini berada di level USD100 per barel, maka nilai subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah dapat mencapai Rp500 triliun.
"Saya menyampaikan sampai kapan APBN kita akan kuat menghadapi subsidi yang lebih tinggi, jadi tolong teman-teman sampaikan juga kepada rakyat bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang feeling saya harus kita siap-siap kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," kata Bahlil pada konferensi persnya beberapa hari lalu. (TYO)