ECONOMICS

Jokowi Harap Berlimpahnya Produksi Jagung Dibarengi Kenaikan Harga

Muhammad Farhan 22/04/2024 18:30 WIB

Jokowi mengatakan, meski peningkatan produksi jagung kini melimpah, dia berharap harga jual jagung juga ikut meningkat.

Jokowi Harap Berlimpahnya Produksi Jagung Dibarengi Kenaikan Harga. (Foto YouTube Setpres)

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah meninjau panen jagung di di Kabupaten Boalemo, Gorontalo, Senin (22/4/2024). Jokowi mengucap syukur lantaran produksi jagung saat ini melimpah ruah sehingga Indonesia mengurangi impor bahan pokok pengganti nasi tersebut.

Jokowi mengatakan, meski peningkatan produksi jagung kini melimpah, dia berharap harga jual jagung juga ikut meningkat. Sebab, ia menyebutkan harga jagung saat ini turun hingga sekira 50 persen.

"Tetapi juga yang berkaitan dengan harga (jagung) per kilo, kalau tahun lalu bisa mencapai Rp8.000, sekarang turun menjadi Rp4.000 sampai Rp5.000," ujar Jokowi melalui tayangan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi menjelaskan, meski produksi panen jagung melimpah, dia berharap kondisi tersebut juga diikuti dengan harga jual jagung. Ia menegaskan kondisi tersebut adalah tugas pemerintah ke depan.

"Kita harapkan dua-duanya, produksinya naik tetapi harganya juga meningkat. Ini yang harus dilakukan oleh pemerintah," tutur Jokowi.

Untuk itu, ia menilai pembelian dari Bulog juga seharusnya ditingkatkan guna menyiasati hal tersebut.

"Jadi untuk peningkatan tersebut, mungkin dengan pembelian-pembelian dari Bulog," sambung Jokowi.

Jokowi pun mengapresiasi peningkatan produksi jagung tersebut terutama dari adanya penurunan impor. Ia menyebutkan penurunan tersebut yang sebelumnya di 3,5 juta ton saat ini turun hingga ratusan ribu ton saja.

"Kita ingin memastikan bahwa produksi jagung kita terus meningkat karena impor jagung yang dulunya 3,5 juta ton telah turun menjadi 400-450 ribu ton," jelas Jokowi.

Diketahui sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyatakan sisa impor jagung tahun ini tidak akan dilanjutkan. Hal ini dilakukan apabila pemerintah menghendaki perusahaan menghentikan impor komoditas tersebut.

Adapun, Kementerian Pertanian (Kementan) melarang adanya impor jagung, kebijakan ini mulai diterapkan sejak pekan kedua Maret kemarin. Sebagai gantinya, Bulog diminta menyerap 500 ribu ton jagung di dalam negeri, sejalan dengan proyeksi panen raya yang baik.

“Pada saat sekarang pemerintah menghentikan ya kita berhenti (impor),” ujar Bayu dikutip Selasa (19/3/2024).

(YNA)

SHARE