Jokowi Sebut 400 Tahun Indonesia Ekspor Barang Mentah tapi Negara Lain yang Kaya
Presiden Jokowi melarang Indonesia untuk mengekspor bahan mentah yang justru akan dinikmati oleh negara-negara lain.
IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya hilirisasi di sektor pertambangan. Apalagi menurutnya Indonesia sudah sangat serampangan mengekspor bahan mentah selama 400 tahun.
Jokowi mengatakan, nilai tambah di sektor ESDM sangat penting lantaran nilainya sangat besar. Sehingga nilai tambah harus ada di dalam negeri.
"Ndak bisa, kita sudah 400 tahun lebih mengirim barang-barang mentah kita, bahan-bahan mentah kita, raw material kita ke luar negeri," kata Jokowi dalam acara dalam acara Malam Puncak Hari Ulang Tahun ke-79 Pertambangan dan Energi di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (10/9/2024).
Oleh sebab itu, Jokowi melarang Indonesia untuk mengekspor bahan mentah yang justru akan dinikmati oleh negara-negara lain. Sebab menurutnya, dengan mengekspor bahan mentah kesempatan kerja malah tercipta di negara lain sehingga keuntungan tidak dinikmati sendiri oleh Indonesia.
"Yang kaya mereka, yang menjadi negara maju mereka, kita tidak bisa melompat," kata dia.
"Inilah yang sering saya sampaikan, pentingnya hilirisasi/industrial downstreaming, penting sekali. Jangan ada yang mundur untuk satu masalah ini dengan alasan apapun," kata Jokowi.
Dia mencontohkan hilirisasi yang telah dilakukan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI), di mana dapat mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun di dalam negeri.
"Sudah 50 tahun lebih mereka mengolah itu, smelternya dimana? tidak di dalam negeri. Itu yang gede sekali. Newmont, Amman, 900 ribu ton konsentrat tembaga yang sekian tahun juga diolah di luar," kata dia.
Oleh karena itu Jokowi menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian ESDM, apalagi saat ini Indonesia telah memiliki lebih dari 100 smelter.
"Dan itu adalah buah kerja keras Bapak-Ibu sekalian, konsisten, berani untuk mengatakan tidak, harus dibangun di sini smelternya, dibangun di sini industrinya beserta turunan-turunannya," kata Jokowi.
(Nur Ichsan Yuniarto)