Jokowi Serukan Harga Tes PCR Turun, Apa Dampaknya Bagi Perekonomian Nasional?
Presiden Joko Widodo menyerukan agar harga tes PCR lebih murah dengan rentang harga antara Rp400 ribu sampai dengan Rp550 ribu, apa dampaknya buat ekonomi?
IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan agar harga tes polymerase chain reaction (PCR) lebih murah dengan rentang harga antara Rp400 ribu sampai dengan Rp550 ribu. Seruan ini pun mendapatkan reaksi positif dari sejumlah ekonom nasional.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan semakin murah harga test PCR maka saling berkaitan dengan pemulihan dampak pandemi pada sektor ekonomi.
"Logika nya PCR berkaitan dengan kecepatan pemerintah melakukan test dan tracing, Semakin cepat penanganan pandemi nya, maka semakin cepat pelonggaran ppkm dilakukan," ujar Bhima kepada MNC Portal pada Minggu (15/8/2021).
Menurutnya, tes PCR yang murah bisa membantu masyarakat yang membutuhkan surat keterangan dalam menjalankan kegiatan ekonominya di tengah menurunnya daya beli. Seperti syarat untuk mengakses pusat perbelanjaan atau mereka yang bekerja di sektor transportasi.
"Kalau lebih murah tentu cukup membantu beban masyarakat, polanya tidak sekedar pemberian insentif pajak tapi yang mendesak adalah subsidi langsung sehingga di retail harga PCR lebih murah," sambungnya.
Senada dengan Bhima, Executive Director Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, menilai semakin murahnya harga test PCR, maka akan memudahkan Masyarakat untuk mendapatkan hasil PCR. Justru Tauhid mempertanyakan kenapa harga tes PCR sebelumnya bisa mahal harganya.
"Saya setuju untuk dimurahkan, karena semakin murah maka semakin mudah masyarakat untuk membayar dan membeli sehingga akses terhadap tes PCR tersebut. Perlu diaudit pula mengapa harga PCR selama ini mahal sekali," kata dia kepada MNC Portal.
Menurutnya jika akses mendapatkan hasil test PCR dipermudah maka dengan sendirinya, pemerintah akan lebih mudah mendapat angka yang sebenarnya terjadi di lapangan. Karena antara hasil test dengan realitas di masyarakat berbeda jauh sekali. (TYO)