Jubir Sebut Pemerintah Fokus Vaksinasi Merata Ketimbang Booster Covid-19
Suntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster, saat ini di Indonesia baru hanya diprioritaskan kepada para tenaga kesehatan.
IDXChannel - Suntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster, saat ini di Indonesia baru hanya diprioritaskan kepada para tenaga kesehatan.
Sudah mulainya program vaksinasi booster untuk tenaga kesehatan tersebut, membuat sedikit banyak publik jadi bertanya-tanya, kapan pemerintah akan memulai pemberian vaksinasi dosis ketiga pada masyarakat umum.
Terkait dengan situasi ini, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro menyebutkan saat ini fokus pemerintah pusat ialah memastikan semua kelompok atau golongan masyarakat. Mulai dari orang lanjut usia, ibu hamil, anak-anak, penyandang disabilitas, hingga kelompok komorbid bisa mendapatkan haknya yakni divaksin Covid-19.
“Vaksinasi di Indonesia bukan hanya soal siapa yang divaksinasi. Tapi juga tentang siapa saja yang belum divaksinasi. Apakah lansia, atau orang dengan kondisi kesehatan tertentu, cakupan di penyandang disabilitas, ibu hamil, dan anak-anak apakah ini sudah divaksin semua. Ini adalah pengingat fokus kita adalah, bukan soal kapan vaksinasi ketiga atau booster akan dimulai,” ujar dr. Reisa, dalam siaran langsung dikutip dari akun chanel Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (19/11/2021).
Begitu halnya juga dengan kelompok masyarakat yang baru menerima vaksin dosis pertama. Contohnya kelompok tenaga pendidik atau guru, yang sekitar 370 ribu di antaranya baru menerima vaksin dosis pertama dari sekitar 5.000.000 juta orang guru sebagai sasaran vaksinasi Covid-19.
“Apakah 370.000 tenaga pendidik atau guru yang baru dosis pertama ini bisa melengkapi dosisnya, dan bagaimana kita bisa meningkatkan capaian ini. Capaian 100 persen di kelompok ini akan sangat bantu melancarkan proses pembelajaran tatap muka di tahun 2022, capaian kelompok guru akan pengaruhi nasib 60 juta pelajar se-Indonesia,” tambahnya.
Dokter Reisa menegaskan, 88 juta masyarakat yang sudah full dose alias lengkap dua dosis dan 45 juta yang baru dosis pertama untuk tidak sibuk menghabiskan waktu mencari-cari vaksin booster.
“Bukan suntikan booster yang seharusnya kita cari, tapi booster atau alat untuk meningkatkan kekebalan bersama, yang harus kita fokuskan saat ini. Kita yang sudah divaksin lengkap mari membantu, makin melindungi diri dan keluarga kita bukan dengan menghabiskan waktu mencari booster. Tapi bagaimana agar vaksinasi ini merata dan setara di semua kelompok di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin sendiri sudah menyatakan, program vaksinasi booster baru akan ditinjau pemerintah apabila 70 persen dari sasaran vaksinasi sudah mendapatkan dosis lengkap, program vaksinasi anak usia 6-11 tahun berjalan, dan ketika data-data soal boster untuk umum termasuk riset soal mix and match suntikan ketiga dengan merek vaksin yang berbeda sudah keluar. (NDA)