Kabar Gembira, Kemenperin Bakal Beri Insentif untuk Industri Smelter Bauksit
Kemenperin berencana mengucurkan insentif untuk industri bauksit. Wacana tersebut disampaikan setelah pemerintah melarang ekspor bauksit pada akhir pekan lalu.
IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana mengucurkan insentif untuk industri bauksit. Wacana tersebut disampaikan setelah pemerintah melarang ekspor bauksit pada akhir pekan lalu.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemberian insentif ini perlu diberikan mengingat pembangunan smelter bauksit terhalang oleh biaya. Sehingga sampai saat ini belum tampak adanya pembangunan smelter bauksit, melainkan masih berupa lahan kosong.
"Challenge-nya adalah bagaimana perusahaan itu harus ada economic of scale-nya. Jadi itu harus dibantu oleh pemerintah, untuk diciptakan economic of scale dari investasi downstreaming," ujar Agus, saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, (12/6/2023).
Kendati demikian, Agus belum bisa memastikan bentuk insentif yang akan diberikan. Namun, dia membeberkan, kemungkinan insentifnya akan diberikan pada market atau pasar.
Sebab, pemerintah sudah cukup banyak memberikan insentif untuk mendorong investasi di sektor hulu. "Sebetulnya insentif stimulus dari pemerintah untuk itu sudah banyak. Mungkin yang juga menjadi perhatian dari investor kan, selain di hulu di awalnya kan ada market-nya. Mungkin kepastian terhadap market itu harus diperhatikan oleh pemerintah," kata Menperin.
Selain itu, dia mengatakan, pihaknya juga tengah berupaya agar perusahaan-perusahaan lain mau melakukan investasi, termasuk di industri aluminium. Menurutnya, hal tersebut penting karena ekonomi di Indonesia juga didorong besar dari manufaktur.
"Nanti kita petakan, off taker bauksit siapa yang paling besar, nanti kita berikan insentif agar mereka mau pindah ke Indonesia karena dekat dengan bahan bakunya," terang Menperin.
Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, baru empat pabrik yang selesai di bangun dari 12 pabrik yang dicanangkan.
Staf Khusus Menteri ESDM Irwandy Arif menjelaskan, 8 pabrik lainnya masih sangat rendah kemajuan industrinya. Adapun dari laporan yang ia terima, progres pembangunannya baru berkisar antara 33-60 persen.
(FRI)