IDXChannel - Kementerian Perindustrian mencatat dari 34 perusahaan smelter nikel yang beroperasi di Indonesia, baru 4 perusahaan yang masuk hilirisasi karena memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Taufik Bawazier mengungkapkan, keempat perusahaan tersebut perlu pengembangan ke depan serta dukungan dari komisi VII karena memerlukan investasi.
"Kita balikkan situasi bahwa dari hulunya kita masuk lebih hilir dan disini perlu dukungan komisi VII untuk mendukung itu karena ini perlu investasi," jelasnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Plt.Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Direktur Jenderal (Dirjen) Ilmate Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier dan 20 Dirut Perusahaan Smelter Nikel, Kamis (8/6/2023).
Taufiek menyebutkan, industri pirometalurgi nikel yang sudah beroperasi 34 perusahaan, sementara 17 smelter masih dalam proses konstruksi.
"Dan yang masih dalam proses studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) ada 6 smelter yang tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Banten, dan rencananya di Kalimantan Selatan. Ini tentunya konsentrasi di Sulawesi dan Maluku banyak mineral nikel dan turunanya yang bisa dieksploitasi kemakmuran nasional," terangnya.