Taufiek menambahkan, sementara itu untuk smelter nikel hidrometalurgi atau smelter pendekatan High Pressure Acid Leaching (HPAL), terdapat 4 perusahaan yang sudah beroperasi, diantaranya PT Huayue Nickel Cobalt, PT QNB New Energy Material, PT Halmahera Persada Lygend, dan PT Kolaka Nickel Indonesia.
Dikatakan Taufiek, untuk Industri Nikel berbasis hidrometalurgi sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik (EV) baru mencapai produksi MHP dengan kapasitas produksi 915.000 ton per tahun.
“Ini bisa dimanfaatkan paling tidak setelah pabrik baterai kita cukup kuat, kita bisa supply bahan baku nasional ke dalam ekosistem EV di dalam negeri,” tandasnya.
(SLF)