ECONOMICS

Kadin Resmi Luncurkan Global Engagement Office, Apa Itu?

Masirom 15/07/2025 10:04 WIB

Kadin resmi meluncurkan Kadin Global Engagement Office (KGEO) sebagai platform untuk memperkuat perannya bersama pemerintah Indonesia di dunia internasional.

Kadin resmi meluncurkan Kadin Global Engagement Office (KGEO) sebagai platform untuk memperkuat peran di dunia internasional. (Foto: iNews Media/Masirom)

IDXChannel - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia resmi meluncurkan Kadin Global Engagement Office (KGEO). Peluncuran tersebut dilakukan berbarengan dengan kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Paris, Prancis, untuk menghadiri perayaan Bastille Day sebagai tamu kehormatan.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menjelaskan, alasan di balik pembentukan KGEO karena pemerintah Indonesia di bawah Presiden Prabowo aktif di dunia internasional dalam rangka menjalin hubungan diplomasi yang baik dengan negara-negara lain.

"Tapi dari Kadin tuh fokusnya di perdagangan dan juga investasi. Itulah gunanya Kadin Global Engagement Office," kata Anindya di Paris secara langsung kepada wartawan IDX Channel, Masirom, dikutip Selasa (15/7/2025).

Peluncuran platform strategis baru tersebut dilakukan di Circle of the Interallied Union, Paris. Acara itu dihadiri oleh sejumlah tokoh penting seperti CEO Danone, Antoine de Saint-Affrique dan CEO MEDEF International, Philippe Gautier.

Dengan KGEO, Kadin juga akan terlibat secara aktif untuk mendampingi pemerintah dalam pertemuan internasional seperti G20, BRICS, OECD, hingga WEF. Dengan begitu, Kadin ingin memiliki narasi yang konsisten di bidang perdagangan dan investasi dalam hal menjalin hubungan internasional dan kemitraan strategis.

"Karena perdagangan dan investasi itu juga ujung-ujungnya membawa lapangan kerja buat Indonesia. Jadi itu alasan kita membuat Kadin GEO itu," ujarnya.

Menurut Anindya, kehadiran KGEO ini juga memiliki momentum yang tepat di tengah ketidakpastian global, terutama saat ini akibat kebijakan tarif AS. 

Dia menilai, Kadin bisa berperan lebih aktif untuk mendorong pengusaha lebih banyak ekspor seperti ke Uni Eropa menjelang diberlakukannya Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). 

"Enggak banyak yang tahu bahwa impor barang ke Eropa itu ada USD7 triliun, itu hampir dua kali lipat Amerika. Tapi Indonesia belum memanfaatkan terlalu banyak. Mudah-mudahan dengan tarif yang bisa dibilang 0 persen tentu banyak sekali manfaatnya," kata Anindya.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE