ECONOMICS

Kapasitas Listrik RI Bertambah 74 GW di 2021, Dominasi PLTU

Oktiani Endarwati 12/01/2022 19:57 WIB

Kementerian ESDM mencatat tambahan kapasitas terpasang pembangkit listrik tahun 2021 sebesar 74 gigawatt (GW).

Kapasitas Listrik RI Bertambah 74 GW di 2021, Dominasi PLTU (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian ESDM mencatat tambahan kapasitas terpasang pembangkit listrik tahun 2021 sebesar 74 gigawatt (GW), meningkat dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 72,8 GW.

Peningkatan kapasitas pembangkit listrik masih didominasi oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sebesar 37 GW di 2021, naik dari 36,7 GW di 2020.

"Pada 2021, konsumsi listrik per kapita mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 1.123 kWh/kapita. Hal ini tidak terlepas dari tumbuhnya kapasitas terpasang pembangkit listrik sebesar 74 GW di 2021 guna menjaga kebutuhan listrik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam konferensi pers, Rabu (12/1/2022).

Secara rinci, penambahan kapasitas terpasang pembangkit listrik terdiri dari pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) naik dari 20,8 GW menjadi 20,9 GW; pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dari 4,9 GW menjadi 5 GW.

Selanjutnya, kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) meningkat dari 2,1 GW menjadi 2,3 GW; pembangkit listrik tenaga air (PLTA) naik dari 6,1 GW menjadi 6,6 GW; PLT Bio berada di angka stagnan 1,9 GW dan PLT lainnya dari 0,3 GW menjadi 0,4 GW.

Di tahun 2022, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas terpasang pembangkit listrik menjadi sebesar 76,3 GW serta kenaikan konsumsi listrik mencapai 1.268 kWh per kapita.

Sementara realisasi kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) hingga tahun 2021 mencapai 11.152 MW. Tambahan pembangkit EBT diantaranya dari PLTA Poso Peaker sebesar 260 MW, 3 unit PLTP sebesar 146,2 MW, PLTA Malea sebesar 90 MW, PLT Bioenergi sebesar 16,5 MW , 18 unit PLTM sebesar 111,25 MW, serta PLTS sebesar 26,08 MW. Untuk tahun 2022, ditargetkan kapasitas pembangkit EBT meningkat menjadi 11.791 MW.

"Sumber - sumber energi (EBT) ini harus dimanfaatkan agar bisa menurunkan emisi," tutup Arifin. (RAMA)

SHARE