Kejahatan Digital Keuangan Makin Marak, Begini Upaya Pemerintah Mencegahnya
Kejahatan digital semakin merajalela dengan modus yang beragam. Terutama di sektor keuangan yang dapat merugikan nasabah.
IDXChannel - Kejahatan digital semakin merajalela dengan modus yang beragam. Terutama di sektor keuangan yang dapat merugikan nasabah.
Berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF) tahun 2020, estimasi total kerugian rata-rata tahunan yang dialami sektor jasa keuangan oleh serangan siber tidak main-main. Secara global angkanya mencapai senilai USD100 miliar atau lebih dari Rp1.433 triliun.
Hal tersebut pun menjadi perhatian serius Pemerintah Indonesia. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai instansi pemerintah yang bergerak di bidang keamanan siber tak luput berperan dalam mengantisipasi kejahatan digital, termasuk di sektor keuangan.
Direktur Kebijakan Teknologi Keamanan Siber dan Sandi BSSN, Soetedjo Joewono mengatakan pihaknya memiliki sejumlah strategi untuk membangun keamanan digital.
Salah satunya dengan penguatan sumber daya manusia yang andal dan profesional. “Baik lewat literasi keamanan siber, workshop, pelatihan, sharing knowledge, hingga sertifikasi bidang keamanan siber," ujar Soetedjo dalam paparannya yang dikutip pada Selasa (18/7/2022).
BSSN juga terus melakukan pengawasan dan evaluasi profil risiko keamanan siber sektoral dan nasional. Lembaga tersebut juga membentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT).
Untuk diketahui, CSIRT merupakan organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan, dan aktivitas insiden keamanan siber.
CSIRT juga dibentuk untuk mencegah kejahatan digital dengan cara terlibat aktif pada penilaian dan deteksi ancaman, perencanaan mitigasi, dan tinjauan atas arsitektur keamanan informasi organisasi.
Lebih lanjut Soetedjo mengatakan CSIRT tertuang dalam Perpres No 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024. Pemerintah menargetkan CSIRT bisa terbentuk sebanyak 131 tim hingga 2024.
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) turut aktif meningkatkan keamanan siber. Salah satu caranya dengan menggandeng mitra perusahaan teknologi global seperti Cisco.
Menteri Kominfo, Johnny G. Plate mengatakan bahwa Cisco mempunyai teknologi dalam membagun keamanan digital. Pemerintah akan bersama-sama merumuskan pilihan teknologi yang paling tepat agar jangan sampai ruang digital dipenuhi beragam kasus penipuan.
"Pilihan teknologi dan komitmen dunia usaha yang seperti ini perlu kita sambut dengan baik dalam rangka kolaborasi, sehingga bisa menghasilkan pilihan teknologi yang tepat untuk Indonesia,” ujarnya.
Kominfo juga terpantau terus mensosialisasikan pentingnya menjaga keamanan siber kepada masyarakat. Sejumlah tips dan trik secara rutin diberikan kepada masyarakat di media sosial Instagram agar tak menjadi korban kejahatan digital.
(FRI)