ECONOMICS

Kejar Pertumbuhan Ekonomi Lima Persen di 2024, Pemerintah Perlu Genjot Sektor Ini

Taufan Sukma Abdi Putra 07/08/2024 05:28 WIB

perlambatan pertumbuhan ekonomi muncul berdasarkan tren perlambatan yang tengah terjadi pada sektor-sektor industri yang selama ini menjadi penopang.

Kejar Pertumbuhan Ekonomi Lima Persen di 2024, Pemerintah Perlu Genjot Sektor Ini (foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah diminta untuk segera menyiapkan strategi guna mempertahankan porsi pertumbuhan ekonomi tetap di atas lima persen secara tahunan (full year) pada akhir 2024 nanti.

Pasalnya, sejumlah pihak menilai bahwa tren perlambatan yang terjadi di beberapa sektor industri bakal berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi nasional melandai pada Semester II-2024 mendatang.

"Pertumbuhan ekonomi di semester II 2024 diproyeksikan sebesar 4,9 persen (year on year/yoy), (sehingga) pada akhir tahun akan sebesar 4,9 sampai lima persen," ujar Senior Economist Bank DBS, Radhika Rao, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Jika proyeksi yang disampaikan Radhika tersebut benar-benar terjadi, maka pemerintah tentu layak untuk mulai khawatir, mengingat di sepanjang enam bulan pertama 2024, Indonesia terbukti masih mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.

Data mencatat bahwa pada Triwulan I-2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,11 persen. Porsi pertumbuhan tersebut kemudian tergerus menjadi hanya 5,05 persen pada Triwulan II-2024.

Menurut Radhika, potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi muncul berdasarkan tren perlambatan yang tengah terjadi pada sektor-sektor industri yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional, seperti sektor konsumsi dan sektor perdagangan.

Radhika menjelaskan, sektor konsumsi Indonesia di sepanjang paruh pertama tahun ini lebih banyak ditopang oleh sejumlah momen penting, di antaranya pemilihan umum (pemilu), serta momen Ramadhan dan periode libur Hari Raya Idul Fitri.

"Apa yang mendorong pertumbuhan di semester sebelumnya, seperti pemilu dan perayaan Lebaran, ini sudah tak ada. Jadi, sebesar 5,08 persen semester pertama, 4,9 persen di semester kedua, dan rata-rata 5 persen untuk pertumbuhan keseluruhan di tahun ini," ujar Radhika.

Selain itu, dikatakan Radhika, kinerja sektor perdagangan yang menguat pada tahun lalu juga berpotensi bakal mengalami perlambatan pada sisa tahun ini.

"Ekspor hanya akan mengalami sedikit pertumbuhan di tahun ini, karena tingkat harga komoditas global tengah meningkat dan memengaruhi demand, yang tentunya berdampak pada kinerja ekspor," ujar Radhika.

Karenanya, Radhika pun mengingatkan bahwa pemerintahan baru ke depan memiliki banyak tugas dan catatan kerja, bila ingin mencapai pertumbuhan ekonomi di atas lima persen (yoy) pada akhir tahun.

Berbagai catatan tersebut, di antaranya, yaitu mendorong investasi di sektor manufaktur dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) mineral melalui hilirisasi, mendorong investasi di sumber daya manusia (SDM), serta meningkatkan penanaman modal asing (PMA) atau investasi.

(Taufan Sukma)

SHARE