Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi, OJK Jawa Timur Pacu Kredit UMKM
OJK Regional 4 Jawa Timur (Jatim) akan lebih memacu kinerja penyaluran kredit, utamanya bagi UMKM dan korporasi.
IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur (Jatim) akan lebih memacu kinerja penyaluran kredit, utamanya bagi UMKM dan korporasi. Hal ini untuk merealisasikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2022 sebesar 5 sampai 5,8 persen.
Kepala OJK Regional 4 Jatim, Bambang Mukti Riyadi mengatakan, hingga Nopember 2021, pertumbuhan kredit di Jatim hanya 2,74 persen atau lebih rendah dari nasional yang sebesar 4,73 persen. Hal ini akibat pandemi dan PPKM yang menghambat aktivitas ekonomi khususnya pada industri pengolahan. "Yang tumbuh hanya sektor seperti batu bara atau sawit. Tapi Jatim kan core nya bukan itu, di Jatim lebih banyak industri pengolahan dan industri rumah tangga,” katanya, Rabu (12/1/2022).
Berdasarkan data OJK Jatim, kinerja penyaluran kredit dari empat bank umum yang berkantor pusat di Jatim hingga November 2021 terealisasi mencapai Rp55,7 triliun. Jumlah tersebut terealisasi sebesar 92,5 persen dari target semula. Sedangkan proyeksikinerja kredit perbankan di Jatim tahun ini adalah Rp62,1 triliun atau tumbuh 11,6 persen dibandingkan 2021.
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) diproyeksikan tahun ini bisa mencapai Rp112,1 triliun atau naik 7,4 persen dibandingkan 2021. Sementara untuk kinerja aset diproyeksikan mencapai Rp136,6 triliun atau tumbuh 10,6 persen.
Lebih jauh Bambang menambahkan, pihaknya juga mendorong akses keuangan bagi korporasi melalui kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). "Kami juga akan akan memacu emiten industri pengolahan untuk go publik sebagai salah satu instrumen pembiayaan lain," terangnya.
Sementara itu, data OJK menyebutkan, hingga Nopember 2021, kredit sektor industri rumah tangga berkontribusi paling besar terhadap total penyaluran kredit nasional. Yakni mencapai 28,6 persen dengan pertumbuhan 3,59 persen. Disusul sektor perdagangan besar dan eceran berkontribusi 27 persen dengan alokasi bagi UMKM 64,4 persen. Kredit di sektor ini juga tumbuh 4,9 persen.
Untuk industri pengolahan berkontribusi 20,1 persen, dengan alokasi untuk UMKM 20,1 persen. Sedangkan kredit di sektor pertanian dan kehutanan berkontribusi sebesar 6,3 persen dengan alokasi untuk UMKM sebesar 70,8 persen. Kredit sektor ini mengalami pertumbuhan 18,45 persen.
(NDA)