ECONOMICS

Keluh Kesah Pedagang Tanah Abang, Tetap Sepi Meski Sudah Potong Harga

Iqbal Dwi Purnama 16/09/2023 13:17 WIB

Merebaknya penjualan secara daring dikeluhkan oleh para pedagang yang menjajakan barangnya di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Keluh Kesah Pedagang Tanah Abang, Tetap Sepi Meski Sudah Potong Harga. (Foto Ilustrasi: MNC Media)

IDXChannel - Merebaknya penjualan secara daring dikeluhkan oleh para pedagang yang menjajakan barangnya di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Padahal, mereka sudah bersedia memotong harga dan keuntungannya, namun tetap sepi dari pembeli.

Hal tersebut diakui oleh Ridho (25). Lelaki yang menjual berbagai jenis pakaian perempuan ini mengeluhkan menurunnya tingkat kunjungan. Hal itu berdampak pada volume penjualan harian hingga pendapatan.

Ridho mengaku sebelum pandemi Covid 19, tingkat kunjungan masyarakat ke Pasar Tanah Abang cukup tinggi. Bahkan satu potong pakaian yang dijualnya, Ridho masih mampu mengambil selisih keuntungan hingga Rp50 ribu untuk satu pakaian.

Namun saat pandemi hingga pasca pandemi, permintaan di tokonya mulai mengalami penurunan. Mengingat habit masyarakat saat pandemi yang menggunakan platform belanja online terbawa hingga kondisi pasca pandemi, dan penurunan terus berlanjut.

Hingga sampai pada titik di mana Ridho mulai menurunkan margin keuntungannya, dari yang sebelumnya bisa mengambil untung Rp50 ribu untuk satu potong pakaian, kini hanya mengambil selisih Rp10 ribu saja masyarakat pun masih jarang yang mau membelinya. Sebab harga jual produk yang sama di platform online lebih murah dibandingkan produk Ridho yang sudah memangkas keuntungannya.

"Sehari bisa jual dulu sebelum pandemi sampai 40 potong, sekarang sudah ada platform online jangankan jual 10, 5 potong saja kadang susah," kata Ridho kepada MNC Portal di Pasar Tanah Abang.

Menurutnya harga jual produk di platform online punya harga yang jauh lebih murah meski masih dalam satu produk yang sama. Hal itu yang membuat Ridho tetap kalah saing meski penasaran produknya sudah mencoba diperluas pada platform online.

"Jual di platform online itu terkadang harganya jauh, kadang malah di bawah harga modal saya. Jadi tetap tidak masuk," kata Ridho.

Ridho berharap kepada Pemerintah untuk mengatur keberadaan platform jualan online. Paling tidak menurutnya produk-produk yang dijual di platform online bisa bersaing dari sisi harga dengan yang dijual oleh para pedagang konvensional.

"Harapannya, boleh lah ada platform online, tapi harga itu tolong disamakan dengan harga pedagang offline, jangan lah dibawah modal kami. Kita kan sama-sama mencari sesuap nasi," pungkas Ridho.

(TYO)

SHARE